Munculnya Pendusta yang Mengaku Utusan Allah, Tanda Akhir Zaman yang Harus Diwaspadai

Sabtu 16-12-2023,14:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Ahmad Kartubi

RADARMUKOMUKO.COM - Salah satu tanda akhir zaman yang harus diwaspadai adalah munculnya pendusta yang mengaku utusan Allah. Apa maksudnya? 

Bagaimana penjelasan Islam tentang fenomena ini? Dan apa dampaknya bagi umat Islam?

Pendusta yang mengaku utusan Allah adalah orang-orang yang mengklaim bahwa mereka adalah nabi atau rasul yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT. 

Padahal, mereka hanya berdusta dan menyesatkan orang-orang yang bodoh dan lemah imannya. Mereka biasanya memiliki tujuan tertentu, seperti mengumpulkan pengikut, menguasai wilayah, atau menghancurkan Islam.

BACA JUGA:Libur Nataru Ini 5 Objek Wisata Mukomuko dan Lintasan Arum Jeram Uji Adrenalin yang Masih Alami Mesti Dicoba

Munculnya pendusta yang mengaku utusan Allah sudah diprediksi oleh Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu tanda akhir zaman. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah RA, beliau bersabda:

لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ

"Tidak akan tiba hari Kiamat hingga dibangkitkan 'para Dajjal' (pendusta) yang jumlahnya mendekati tiga puluh. Semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan Allah." (HR Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa munculnya pendusta yang mengaku utusan Allah akan semakin banyak seiring dengan mendekatnya hari Kiamat. 

Munculnya pendusta yang mengaku utusan Allah adalah salah satu fitnah besar yang akan menggoyahkan iman dan akidah umat Islam. 

Munculnya pendusta yang mengaku utusan Allah adalah salah satu ujian akhir bagi manusia yang akan menentukan nasib mereka di akhirat.

BACA JUGA:Disepakati, APBD Kabupaten Mukomuko TA 2024 Sebesar Rp1,074 Triliun

Para ulama pun berusaha menjelaskan fenomena munculnya pendusta yang mengaku utusan Allah ini. 

Mereka menemukan bahwa faktor utama yang mempengaruhi munculnya pendusta yang mengaku utusan Allah adalah perubahan sosial dan budaya. 

Ketika masyarakat menjadi lebih materialistik, hedonistik, dan individualistik, mereka cenderung mengabaikan nilai-nilai spiritual, moral, dan sosial. Ketika budaya menjadi lebih sekuler, liberal, dan pluralis, mereka cenderung menolak otoritas agama, tradisi, dan nasionalisme.

Kategori :