RADARMUKOMUKO.COM – Disaat negara kita tengah gencar-gencarnya mengkampanyekan dua anak lebih baik untuk menekan angka kelahiran, di Korea Selatan justru sebaliknya.
Pemerintah Korea Selatan justru menanyakan kepada pasangan muda di negaranya mengapa mereka menolak untuk memiliki anak.
Pemerintah setempat melakukan survei yang dilakukan melalui diskusi terhadap 6 pasangan muda yang tidak berencana untuk memiliki anak pada pertemuan yang diselenggarakan di Seocho-gu, Seoul Selatan.
BACA JUGA:Bawang Bombai, Obat Tradisional Hilangkan Uban Sejak Zaman Dahulu
Adapun yang menyelenggarakan survei ini yaitu Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan. Survei ini bertujuan untuk mencari upaya dalam mendapatkan ide-ide kebijakan yang akan membantu mengatasi masalah menurunnya angka kelahiran di negara ini.
Pasangan muda Korea Selatan yang tidak memiliki anak menyebutkan bahwa terdapat persaingan yang ketat di kalangan pelajar dan masalah keuangan yang menjadi alasan mereka memutuskan untuk tidak memiliki anak.
Beberapa peserta menyuarakan keprihatinan atas sifat hiperkompetitif dalam penerimaan masuk perguruan tinggi yang dimulai sejak usia sangat mudah.
BACA JUGA:Tepung Beras dan Susu: Kombinasi Alami untuk Membersihkan dan Mencerahkan Kulit
Selain itu, mereka yang mengikuti diskusi tersebut menekankan segala sesuatu menjadi bahan perbandingan di kalangan orang tua.
Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa sepasang suami istri yang dikenalnya membeli mobil mahal di luar anggaran mereka agar anak-anak mereka tidak kehilangan muka di depan teman-temannya.
"Ada sebagian orang yang menyebut siswa dengan kehadiran sempurna sebagai kemiskinan sempurna, artinya mereka tidak bolos sekolah satu hari pun karena keluarganya tidak punya uang untuk jalan-jalan," kata seorang peserta survei.
Kemudian, beberapa orang juga mengatakan bahwa mereka cukup kekurangan waktu atau keuangan untuk menjadi orang tua yang baik.
"Kami masing-masing punya pekerjaan masing-masing, dan kami hampir tidak punya waktu untuk tidur di rumah dan kebanyakan makan di luar. Saya rasa saya tidak akan bisa merawat anak itu dengan baik, dan Saya khawatir dia akan membenci saya," kata mereka.
Mengetahui hal tersebut wakil menteri pertama Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, Lee Ki-il mengaku cukup kesulitan dalam mencari solusi untuk meningkatkan angka kelahiran di Korea Selatan.
BACA JUGA:Hati Ampela Petai Saos Inggris, Masakan Rumah Simpel dan Sedap