- Penyakit saraf.
Terapi lebah juga dapat dimanfaatkan sebagai pengobatan alternatif dalam mengatasi penyakit saraf, seperti penyakit Parkinson dan multiple sclerosis. Manfaat terapi lebah untuk pengobatan penyakit ini diduga berhubungan dengan efek racun lebah yang memiliki sifat antiradang.
- Nyeri punggung.
Suatu penelitian klinis kecil menunjukkan bahwa penderita nyeri punggung kronis mengalami perbaikan nyeri dan menjadi lebih nyaman menjalani aktivitas setelah mendapatkan terapi lebah selama 3–6 minggu.
Efek Samping Terapi Lebah
Meski menawarkan banyak manfaat untuk mengatasi berbagai jenis penyakit, terapi lebah juga memiliki risiko efek samping yang tidak bisa diabaikan. Efek samping terapi lebah antara lain:
- Reaksi alergi.
Reaksi alergi adalah efek samping paling serius dan berbahaya dari terapi lebah. Reaksi alergi bisa terjadi pada siapa saja, bahkan pada orang yang tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya.
Reaksi alergi bisa berupa gatal, bengkak, ruam, sesak napas, syok anafilaksis, atau kematian. Reaksi alergi bisa terjadi segera setelah sengatan lebah, atau beberapa jam atau hari kemudian.
BACA JUGA:Pasien Gagal Ginjal Bisa Gunakan BPJS Kesehatan Untuk Rutin Melakukan Cuci Darah, Begini Prosedurnya
- Infeksi.
Infeksi adalah efek samping yang bisa terjadi akibat sengatan lebah yang tidak steril, atau akibat luka yang tidak dirawat dengan baik. Infeksi bisa menyebabkan peradangan, nanah, demam, atau sepsis.
Infeksi bisa dicegah dengan membersihkan luka dengan antiseptik, dan mengonsumsi antibiotik jika diperlukan.
- Kerusakan jaringan.
Kerusakan jaringan adalah efek samping yang bisa terjadi akibat sengatan lebah yang terlalu banyak, terlalu sering, atau terlalu dalam.
Kerusakan jaringan bisa menyebabkan luka, perdarahan, nekrosis, atau gangren. Kerusakan jaringan bisa dicegah dengan mengatur dosis, frekuensi, dan lokasi sengatan lebah dengan tepat.