RADARMUKOMUKO.COM - Dalam salah satu cerita sejarah, nenek moyang orang Minangkabau berasal dari lereng Gunung Merapi, klaim tersebut dibuktikan dengan terdapatnya Nagari Pariangan di Kabupaten Tanah Datar.
Nagari Pariangan merupakan cikal bakal dari lahirnya sistem pemerintahan masyarakat berbasis nagari di Sumatera Barat.
Maka gunung merapi atau gunung berapi ini cukup populer dan penting dalam sejarah masyarakat Sumatera Barat sejak dulunya.
Marapi memiliki dua buah kawah yang mana salah satu kawahnya sudah tidak aktif, sedang kawah satunya lagi masih tergolong aktif. Hal ini terbukti dari kepulan asap putih dari dasar kawah dan kawah ini pula yang diperkirakan meletus beberapa hari lalu.
BACA JUGA:Mukomuko Strategis Tempat Berbisnis, Pemkab Fasilitasi Bangunan dengan Sewa Murah Meriah
Gunung yang secara administratif berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar ini merupakan gunung api paling aktif di Sumatra Barat dengan ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Bahkan dalam catatan pusat data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Gunung Marapi pernah beberapa kali meletus.
Disebutkan pertama kali, Gunung Marapi beraktivitas hingga mengeluarkan lava pada 1822. Meletusnya Gunung Marapi biasanya disertai pasir, abu, hingga gemuruh.
Merujuk dari berbagai sumber, catatan aktivitas gunung merapi Sumbar:
- 1807-1822: Terjadi adanya suatu letusan
- 1822: Adanya kepulan asap hitam kelabu, disusul leleran lava disertai sinar api merah tua. Kemudian keluarnya asap dan awan debu.
- 1833: Beberapa letusan kecil terjadi.
BACA JUGA:11 Pendaki Gunung Merapi Sumatera Barat Yang Meletus Meninggal, 12 Orang Belum Ditemukan
- 1834: Terjadi letusan kecil.
- 1845: Terdengar suara gemuruh dari dalam bumi dan terlihat api besar.