Pertempuran Laut Aru, Saat Pesawat dan Kapal Belanda Menyerang 3 Kapal Perang NKRI, Aksi Heroik Yos Sudarso

Senin 02-10-2023,08:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Pertempuran Laut Aru adalah peristiwa yang terjadi di Laut Arafura, Maluku, pada tanggal 15 Januari 1962 antara Indonesia dan Belanda. 

Merujuk dari wikipedia, kejadian berawal kala dua kapal jenis destroyer, pesawat jenis Neptune dan Firefly milik Belanda menyerang kapal Indonesia, RI Matjan Tutul (650), RI Matjan Kumbang (653) dan RI Harimau (654) yang sedang berpatroli pada posisi 04,49° LS dan 135,02° BT.

Dalam peristiwa ini, Komodor Yos Sudarso gugur setelah menyerukan pesan terakhirnya yang terkenal, "Kobarkan semangat pertempuran".

Pertempuran ini merupakan peristiwa heroik dalam sejarah Angkatan Laut yang ditunjukkan pelaut-pelaut negeri di bawah kepemimpinan Komodor Yos Sudarso. 

BACA JUGA:Letnan Komarudin Salah Tanggal Serangan Umum 1 Maret, Tapi Sukses Membuat Belanda Lengah

BACA JUGA:Bangunan Benteng Pertahanan Belanda, Angker Tapi Menjadi Tempat Wisata Sejarah

Sebagai Prajurit Laut, Yos Sudarso di akhir hayatnya menunjukkan keteladanan dan inspirasi kepemimpinan dalam melaksanakan tugas yang diemban. 

Sifat rela berkorban, pantang menyerah dan ikhlas dalam bekerja merupakan nilai-nilai luhur yang ditunjukkan dalam peristiwa tersebut.

Sejarahnya, saat itu Armada Indonesia di bawah pimpinan Komodor Yos Sudarso, yang berada di KRI Macan Tutul, berhasil melakukan manuver untuk mengalihkan perhatian musuh sehingga hanya memusatkan penyerangan ke KRI Macan Tutul. KRI Macan Tutul tenggelam beserta awaknya, tetapi kedua kapal lainnya berhasil selamat.

Peristiwa tersebut, menorehkan tinta emas dalam sejarah nasional perjuangan bangsa Indonesia oleh prajurit-prajurit laut dalam menegakkan kedaulatan NKRI sehingga setiap tahunnya tanggal 15 Januari diperingati sebagai Hari Dharma Samudera.

Masih dilansir dari wikipedia, hari H untuk pelaksanaan operasi penyusupan adalah Senin, 15 Januari 1962. Pada H minus tiga (-3), semua kapal ALRI telah merapat di titik pertemuan di sebuah pulau di Kepulauan Aru. 

Pasukan yang sudah diturunkan dari Hercules AURI juga sudah diangkut kapal dari Letvuan menuju pulau tersebut. 

Pada hari pertama di titik itu, pesawat-pesawat Belanda sudah datang mengintai. Hal yang sama terjadi pada H -2 dan H -1.

Hari H pukul 17.00 waktu setempat, tiga kapal mulai bergerak. KRI Harimau berada di depan, membawa antara lain Kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo. Di belakangnya adalah KRI Matjan Tutul yang dinaiki Komodor Yos Sudarso. Sedangkan di belakang adalah KRI Matjan Kumbang.

Menjelang pukul 21.00, Kolonel Mursyid melihat radar blips pada lintasan depan yang akan dilewati iringan tiga kapal itu. Dua di sebelah kanan dan satu di kiri. Blips tersebut tidak bergerak, menandakan kapal-kapal sedang berhenti. 

Kategori :