Letnan Komarudin Salah Tanggal Serangan Umum 1 Maret, Tapi Sukses Membuat Belanda Lengah

Minggu 01-10-2023,09:42 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Letnan Kamarudin merupakan salah seorang pelaku penting Serangan Umum 1 Maret 1949 yang berada di bawah komandan peleton di SWK 101, Brigade X pimpinan Mayor Sardjono ke Yogyakarta.

Ia dikenal karena kesalahan mengingat tanggal serangan dan membuka tembakan pada tanggal 28 Februari. Akibatnya ia mengacaukan jadwal serangan, tetapi di sisi lain juga membuat Belanda lengah karena mengira itulah serangan besar yang santer akan terjadi. 

Dalam adegan film perjuangan "Janur Kuning" era 90-an, tanpa mengenal rasa takut tertembus peluru Letnan Kamarudin terus maju memburu serdadu-serdadu Belanda yang melakukan gerakan mundur seraya menembakan senjata-senjata mereka ke arah gerilyawan TNI berbaret hitam tersebut.

BACA JUGA:Pejuang Yang Hampir Terlupakan, Kusno Wibowo Yang Merobek-robek Bendera Belanda di Hotel Yamato

BACA JUGA:Pasukan Khusus Pelacur dan Copet Bikin Belanda Loyo, Tapi Juga Kerjai Pejuang Hingga Komandannya Sendiri

Melansir dari beritabeta.com, Letnan Komarudin dalam tepukan tangan Panglima Besar Soedirman. Kepada Letnan Komarudin, beliau menyampaikan rasa terima kasih atas Peristiwa 28 Februari 1949 yang membawa hikmah bagi Serangan Umum 1 Maret 1949 (Sumber : Merdeka Tanahku, Merdeka Negeriku Jilid : 4/Repro)

Sebelum bergabung dengan Soeharto, usai dari PETA, Komaruddin memang pernah bergabung dengan Lasykar Hizbullah setempat. Banyak kawan-kawannya mengenal Komarudin sebagai sosok yang jenaka, selon, pemberani namun sedikit agak sentimentil jika disentuh sisi-sisi kemanusiannya.

Salah satu contoh, saat Panglima Besar Soedirman (dalam suatu pemeriksaan pasukan usai turun gunung) menasehati, mengkritik sekaligus memuji serangan “salah lihat kalender”nya pada 28 Februari 1949, ia langsung terisak-isak menangis sambil terbata-bata berujar: ”Siap Panglima! Saya tak akan mengulanginya!”

BACA JUGA:Kisah Ajudan Jendral Nasution, Ditembus Peluru PKI Hingga Gagal Menikah Dengan Kekasihnya Rukmini

BACA JUGA:Kisah KH Subchi Dijuluki 'Jendral Bambu Runcing', Disepuh Doa dan Kekuatan Iman

Peleton yang dipimpin Letnan Komarudin memang dikenal sangat berani dan sering mengacak-acak pertahanan militer Belanda di dalam kota Yogyakarta. Begitu disegani namanya hingga pihak intelijen militer Belanda (NEFIS) pernah menjadikannya buronan.

Konon, penyerangan militer Belanda ke dukuh Plataran pada 24 Februari 1949 (yang menimbulkan korban tewas beberapa kadet Akademi Militer Yogyakarta) adalah salah satunya dalam rangka mencari dirinya, yang memang saat itu ia sedang berada di dekat dukuh tersebut.

Ia sempat dituduh terlibat dalam pemberontakan DI/TII namun kemudian tak terbukti dan nama baiknya direhabilitasi.

Kamarudin kemudian mengundurkan diri dari dunia militer, bersama istrinya yang berasal dari Jawa mereka kembali ke Maluku tenggara dan tinggal di desa kelahirannya, Ohoidertutu, di sana di menghabiskan sisa hidupnya hingga akhir hayatnya. 

Di sempat diminta mantan presiden ke-2 RI untuk kembali ke Jakarta agar ketika meninggal nanti akan diberi gelar pahlawan. Tapi dia menolak dan lebih memilih tinggal di desa kelahirannya.

Kategori :