Wajar Saja Rakyat Banten Berani dan Disegani, Sultan Ageng Tirtayasa Sifat dan Tekatnya Begini

Sabtu 30-09-2023,13:45 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Ahmad Kartubi

Sultan Ageng Tirtayasa kemudian memilih Pangeran Purbaya, putra keduanya, sebagai pengganti sultan. Pangeran Purbaya adalah seorang pemuda yang cerdas, berani, dan setia kepada ayahnya. Dia juga memiliki visi yang sama dengan ayahnya untuk menjaga kemerdekaan Banten dari penjajahan.

BACA JUGA:Kisah Tessy Dari Anggota TNI Menjadi Pelawak Hingga Sempat Terjerumus Narkoba

BACA JUGA:Kondisi Jalan Nasional di Sini Rusak Berlobang, Warga Pasang Tulisan 'Tolong Aspal Pak'

Pangeran Purbaya mendapat dukungan dari adik-adiknya, yaitu Pangeran Arya Wiradana, Pangeran Arya Wiralodra, Pangeran Arya Wirasaba, Ratu Bagus, dan Ratu Ayu.

Mereka bersama-sama dengan ayahnya memimpin pasukan Banten untuk melawan pasukan VOC dan Sultan Haji.

Perang antara Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Haji berlangsung selama tiga tahun. Perang ini sangat sengit dan menelan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak.

Akhirnya pada tahun 1683, pasukan VOC berhasil mengepung benteng Sultan Ageng Tirtayasa di Tirtayasa (sekarang Serang).

Sultan Ageng Tirtayasa tidak mau menyerah kepada VOC. Dia bersama dengan putra-putrinya terus bertempur hingga akhirnya tertangkap oleh VOC. Sultan Ageng Tirtayasa kemudian dibuang ke Batavia (sekarang Jakarta) dan meninggal di sana pada tahun 1692.

Putra-putrinya juga tidak mau menyerah kepada VOC. Mereka terus melanjutkan perjuangan ayahnya untuk membebaskan Banten dari penjajahan. Mereka juga mengajarkan rakyat Banten untuk tetap berani, mandiri, dan berdaulat.

Kisah keharmonisan keluarga Sultan Ageng Tirtayasa dan putra-putrinya adalah salah satu contoh dari kisah keluarga pahlawan yang melawan penjajah di Banten. Mereka tidak hanya sekeluarga yang rukun, tetapi juga sekeluarga yang berjuang bersama-sama untuk kemerdekaan bangsa.

Artikel ini dilansir dari berbagai sumber : kumparan.com dan Kompasiana.com

Kategori :