17 Pahlawan Wanita Indonesia, Termasuk Fatmawati Soekarno dan Ibu Tien Soeharto

Rabu 27-09-2023,20:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Ruhana Kuddus

Ruhana Kuddus lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, pada 20 Desember 1884. Ayahnya adalah Mohammad Rasjad Maharadja Soetan, seorang Kepala Jaksa di pemerintah Hindia Belanda. Rohana tumbuh dalam keluarga yang gemar membaca.

Perjuangan Ruhana Kuddus dalam merebut kemerdekaan dilakukannya melalui tulisan di media. Ia juga memelopori berdirinya dapur umum dan badan sosial untuk membantu para gerilyawan.

Siti Manggopoh 

Siti Manggopoh lahir pada bulan Mei 1880. Siti Manggopoh adalah seorang pejuang perempuan dari Manggopoh, Lubuk Basung, Agam. Ia pernah mengobarkan perlawanannya terhadap penjajah Belanda dalam perang yang dikenal sebagai Perang Belasting.

Bahkan bersama pasukannya, ia pernah menghabisi puluhan pasukan Belanda.

HR. Rasuna Said dari Maninjau

Hajjah Rangkayo Rasuna Said atau lebih dikenal dengan nama Rasuna Said adalah memperjuangkan persamaan hak antara perempuan dan laki-laki, sama seperti Kartini. 

Menurutnya, kemajuan kaum perempuan tidak hanya didapat dari mendirikan sekolah, tetapi juga melakukan perjuangan politik.

Berkat pidatonya yang mengecam pemerintahan Belanda, maka ia terkena hukum Speek Delict. Hukum Speek Delict adalah hukum kolonial Belanda untuk orang yang berbicara menentang Belanda. Ia sempat tertangkap bersama temannya, Rasimah Ismail, dan dipenjara di Semarang pada tahun 1932.

BACA JUGA:Bernard Wilhem Pemuda Minahasa, Ini Aksinya Melawan Belanda, Jadi Pahlawan Tidak Terkenal

BACA JUGA:3 Tokoh Melayu dari Kepulauan Riau Yang Menjadi Pahlawan Nasional, Begini Kiprahnya

Setelah kemerdekaan, Rasuna Said aktif di Dewan Perwakilan Sumatera mewakili Sumatera Barat dan sempat diangkat menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS). Selain itu, ia juga menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung hingga akhir hayatnya. 

Ratu Nahrasiyah 

Ratu Sultanah Nahrasiyah mungkin masih asing bagi orang awam. Meskipun namanya tak sementereng penguasa lainnya seperti Airlangga, Jayabaya, Hayam Wuruk, hingga Raden Patah, tetapi sosok ini begitu istimewa dalam sejarah pergerakan pemimpin perempuan di Nusantara.

Sultanah Nahrasiyah sendiri merupakan penguasa Kesultanan Samudera Pasai yang naik tahta menggantikan ayahnya. Namun, ada versi lain yang menyatakan bahwa Nahrasiyah merupakan istri dari sang raja yang meninggal.

Kategori :