RADARMUKOMUKO.COM - Menjadi seorang astronot sekaligus menjelajah luar angkasa sudah menjadi cita cita dan daya tarik tersendiri bagi sejumlah orang.
Bahkan, terdapat sejumlah peristiwa bersejarah yang memicu minat siapa pun yang ingin melakukan perjalanan keluar angkasa.
Daya tarik khalayak tentang dunia dan luar angkasa terjadi sejak perjalanan Yuri Gagarin pada tahun 1961.
BACA JUGA:Edi Mulya Karya Laporkan Peristiwa Kebakaran Lahan ke Polres Mukomuko
BACA JUGA:Download Lagu MP3 dari Video Youtube Tanpa Aplikasi Tambahan, Prosesnya Super Cepat
Peristiwa bersejarah tersebut juga memicu minat Hollywood dalam membuat film dengan tema luar angkasa seperti Star Trek, Star Wars, hingga Wall-E.
Film film tersebut sering menggambarkan mitos tentang luar angkasa sehingga hal ini mendorong penelitian untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi pada manusia apabila berada di luar angkasa.
Pun salah satu mitos tentang luar angkasa melansir dari berbagai sumber yaitu terdapat suhu yang sangat tinggi.
Namun faktanya, ternyata luar angkasa itu sendiri tidak memiliki suhu.
Suhu merupakan hasil dari energi panas dalam materi dan ruang angkasa tidak memiliki materi.
Maka dari itu, apabila seseorang berada di luar angkasa tanpa menggunakan pakaian antariksa, maka mereka akan merasa sedikit hangat jika terkena sinar matahari langsung atau bahkan merasa sejuk apabila terlindung dari sinar matahari.
Hal ini dapat terjadi karena adanya perpindahan panas yang terjadi melalui radiasi Termal.
Radiasi Termal sendiri merupakan sinar panas dari radiasi elektromagnetik yang dikeluarkan oleh permukaan benda karena suhunya yang sangat tinggi.