Tidak itu, menurut ceritanya dan dalam beberapa kasus tertentu kekuatan magis Suku Asmat bahkan dikabarkan mampu mendatangkan petir, angit topan dan badai.
Di Suku Asmat juga terdapat berbagai macam upacara tradisional yang sebenarnya lebih pantas disebut ritual, yaitu pesta topeng, pesta ulat sagu, pesta patung bis, dan juga pesta perahu.
Dalam kehidupan pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan di Suku Asmat kerap dibahas, karena sedikit ada perbedaan.
Dimana di Suku Asmat perempuan justru memiliki tugas paling besar. Orang-orang Asmat menempatkan perempuan sebagai tulang punggung keluarga.
Tidak hanya bertanggung jawab mengurus anak dan rumah, perempuan di pedalaman Asmat juga turut bertanggung jawab terhadap terkecukupannya bahan makanan bagi rumah tangganya.
Tak heran jika dengan mudah ditemui mama-mama berperahu untuk membantu suaminya mencari bahan makanan, termasuk memangkur sagu di hutan.
Mereka menyiapkan makanan, menjaring ikan, mencari kayu bakar, mengambil air, menebang pohon sagu, hingga ikut membantu pembangunan rumah untuk tempat tinggal keluarga.*