Namun ternyata ritual kedewasaan sudah ada sejak lama di beberapa suku di Indonesia.
Namun, ritual hubungan badan ini berbeda bentuknya. Dikatakan oleh Gilbert H. Herd dalam bukunya, seorang remaja baru dianggap dewasa jika ia sudah berhubungan badan dengan dukun. Hal yang menghebohkan dari ritual ini adalah si dukun ternyata adalah seorang pria.
Jadi, ini adalah hubungan antara sesama pria. Ritual ini juga wajib hukumnya jika seorang remaja akan beranjak menuju pintu kedewasaan.
Adat Perkawinan Kuno di Ponorogo
Di Ponorogo pernah ada tradisi perkawinan kuno yang bernama Gemblak. Jadi, ketika usai melangsungkan upacara pernikahan kedua mempelai akan berpisah tidurnya dalam beberapa hari.
Si wanita akan tidur dengan keluarganya, sedangkan si pria akan ditemani oleh Gemblak. Gemblak ini adalah seorang pria, tapi ia bukan laki-laki biasa.
BACA JUGA:Mengenal Suku Wong Alas, Tak Miliki Tumit dan Penuh Misteri Namun Diyakini Keberadaannya
Gemblak menurut sejarahnya selalu tampan dan ia merupakan teman tidur dari Warok atau semacam tetua atau orang penting di sana. Si pengantin pria dan Gemblak ini biasanya juga melakukan hubungan badan.
Tradisi Perkawinan Aneh Suku Marind
Dalam bukunya yang berjudul Manusia Irian, Jan Boelaars berhasil mengungkapkan fakta aneh soal ritual perkawinan suku Marind yang ada di Papua ini.
Jika biasanya setelah menikah pasangan laki-laki dan perempuan akan tidur bersama, maka pria-pria Marind tidak demikian. Mereka lebih suka menghabiskan malam pertamanya dengan pria juga.
Alasannya sendiri karena para pria ini tidak bisa begitu saja menyerahkan diri sepenuhnya kepada wanita. Tidur dengan istri di malam pertama akan membuat para pria Marind kehilangan kehormatan serta pamornya.
Seperti inilah ritual-ritual oleh suku-suku di Indonesia yang melibatkan hubungan biologis di dalamnya.
Kalau berkaca dari kaca mata modernitas, kita pasti akan menganggap ritual-ritual itu gila. Namun, bagi para praktisinya ini adalah semacam kewajiban yang harus dilakukan.
Bahkan juga bernilai sangat sakral. Entah, tidak diketahui apakah ritual-ritual di atas ini masih terjadi atau sudah lama ditinggalkan.*