RADARMUKOMUKO.COM - Peristiwa G30S-PKI membuat rencana menikah ajudan Jenderal Abdul Haris Nasution, Kapten Pierre Tendean kandas, karena dirinya tertembak saat melindungi Nasution.
Kapten Pierre Tendean orang pertama yang menghadapi pasukan Tjakrabirawa yang datang untuk menculik Jendral Nasution.
Saat itu rumah sang Jenderal yang berlokasi di di jalan Teuku Umar No.40, Menteng, Jakarta Pusat, sudah dikepung.
Pierre hendak beristirahat di ruang tamu terpasksa mengaku sebagai Jenderal Nasution, demi melindungi Pak Nas dan keluarganya.
Akhirnya pria yang memiliki perawakan putih tegap nan tampan itu dibunuh secara kejam dan kemudian jenazahnya dimasukkan secara paksa ke lubang kecil di kawasan Jakarta Timur atau yang kini dikenal dengan nama Lubang Buaya.
Diceritakan, sebelumnya Pierre dan kekasihnya Rukmini sudah mempersiapkan acara pernikahan pada November 1965. Namun apa daya, semuanya kandar dan sirna akibat peristiwa G30S PKI. Sang Pahlawan Revolusi Indonesia, Kapten Pierre Tendean keburu wafat.
BACA JUGA:Soekarno Marah Pada Presiden Amerika Karena Tak Disambut, Ternyata Karena Ada Tokoh PKI Aidit
BACA JUGA:Beri Makna Indonesia! BRI Berhasil Antar UMKM Temukan Ketangguhan Baru
Melansir dari berbagai sumber, Kapten Pierre Tendean dan Rukmini Chaimin bertemua, saat Pieree ditugaskan sebagai Komandan Peleton Batalyon Tempur 2, Kodam II Bukit Barisan di Medan.
Pierre diajak bermain ke rumah Chaimin yang merupakan salah satu tokoh terpandang di sana, kunjungannya itu pun menjadi sebuah momen berkesan karena bertemu dengan putrinya, Rukmini.
Melihat Rukmini yang selain cantik juga memiliki sikap yang lemah lembut, pemalu dan tutur katanya yang sopan, membuat Pierre Tendean yang aslinya sosok pria cuek, jatuh cinta.
Rukmini pun turut jatuh hati bukan karena ketampanannya saja, tapi juga jiwa humoris dan kecerdasannya.
Seiring waktu, Mereka berdua akhirnya terpaksa menjalin hubungan jarak jauh karen Pierre diminta untuk mengikuti Jenderal A.H Nasution untuk menjadi ajudannya.
BACA JUGA:Pribumi Dianggap Kasta Rendah Era Belanda, Laki-Laki Jadi Djongos dan Wanita Jadi Babu Hingga Gundik