RADARMUKOMUKO.COM - Perang Semendo adalah salah satu perang yang terjadi antara suku Semendo yang mendiami wilayah Sumatra Selatan melawan penjajah Belanda. Perang ini berlangsung selama 12 tahun, dari tahun 1904 hingga 1916.
Perang ini merupakan salah satu perlawanan terganas dan terberani yang dilakukan oleh rakyat Sumatra Selatan terhadap Belanda.
Perang Semendo dipicu oleh keinginan Belanda untuk menguasai wilayah Semendo, tempat tinggal suku Semendo. Belanda ingin memonopoli perdagangan kopi, karet, dan hasil bumi lainnya di wilayah tersebut.
Selain itu, Belanda juga ingin menyebarkan agama Kristen di kalangan suku Semendo, yang mayoritas beragama Islam.
Namun, suku Semendo tidak mau tunduk kepada Belanda. Mereka menolak untuk membayar pajak, memberikan tanah, dan mengikuti aturan-aturan yang dibuat oleh Belanda.
BACA JUGA:Perlawanan Suku Melayu di Rempang Dari Dulu dan Kini Kisah Penuh Semangat Melawan Penjajah
BACA JUGA:Usut Dana BOK Rp 16 Miliar, Kejaksaan Kaur Sudah Tetapkan 4 Tersangka, Berikut Fakta Lengkapnya
Mereka juga menolak untuk menerima agama Kristen, yang dianggap sebagai agama asing yang bertentangan dengan adat istiadat mereka.
Suku Semendo memiliki tradisi perang yang kuat. Mereka terdiri dari dua kelompok besar, yaitu Semende Darat dan Semende Lembak.
Mereka memiliki sistem pertahanan yang berupa benteng-benteng alami yang dibangun di pegunungan.
Mereka juga memiliki senjata-senjata tradisional yang tajam dan mematikan, seperti parang, tombak, dan sumpit.
Perang Semendo dimulai pada tahun 1904, ketika Belanda menyerang benteng Aur Duri yang dikuasai oleh suku Semende.
Serangan ini dipimpin oleh seorang komandan Belanda bernama Van der Wijk. Serangan ini berhasil menembus pertahanan suku Semende dan menghancurkan benteng Aur Duri.
Namun, suku Semende tidak menyerah begitu saja. Mereka melakukan perlawanan sengit dengan menggunakan senjata-senjata mereka.
Mereka juga melakukan taktik gerilya dengan menyergap pasukan Belanda dari belakang dan samping. Mereka bertempur dengan semangat juang yang tinggi dan tidak takut mati.