RADARMUKOMUKO.COM - Namanya dijadikan nama Bandar Udara Internasional di Pekanbaru, Riau, yaitu Sultan Syarif Kasim II. Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pahlawan nasional kelahiram 1 Desember 1893 di Siak Sri Indrapura, Riau.
Beliau diangkat sebagai Sultan Siak ke-12 pada 1915 dengan gelar Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin atau Sultan Syarif Kasim II.
Sultan Syarif Kasim II tak mau mengakui pemerintahan Belanda di Siak, berbeda dengan pendahulunya. Baginya, Kesultanan Siak bukanlah milik Belanda. Sultan Syarif Kasim II sangat memperhatikan pendidikan rakyatnya dengan mendirikan sekolah-sekolah dan pemberian beasiswa untuk mendapatkan pendidikan di kota-kota besar seperti Jakarta dan Medan.
BACA JUGA:Wafat Diusia Muda, Berikut Kiprah 7 Pahlawan Nasional Untuk Bangsa Indonesia
BACA JUGA:Bernard Wilhem Pemuda Minahasa, Ini Aksinya Melawan Belanda, Jadi Pahlawan Tidak Terkenal
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia, Sultan Syarif Kasim II memutuskan Kesultanan Siak Sri Indrapuri adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bersama Sultan Serdang, beliau berusaha membujuk sultan-sultan di Sumatera Timur lainnya untuk turut memihak Republik.
Saat kondisi negara sulit diawal kemerdekaan dan menghadapi angresi militer belanda, Sultan Syarif Kasim II membantu para pejuang mempertahankan kemerdekaan baik secara moral maupun material.
Beliau pernah memberikan hartanya sebanyak 13 juta gulden kepada pemerintah Indonesia. Dan, pada saat pemerintahan Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta, beliau kembali menyumbangkan sebagian hartanya.
Sultan Syarif Kasim II wafat pada 13 April 1968 di Rumbai, Pekanbaru, Riau. Pada 6 November 1998, berdasarkan Keppres No.109/TK/1998, pemerintah menobatkan Sultan Syarif Kasim II sebagai pahlawan nasional.
BACA JUGA:Perang Puputan Suku Osing Tidak Mau Diatur Penjajah, Perang Hingga Mati Ketimbang Dijajah
BACA JUGA:Kisah Medan Area, Rupanya Sekutu Lebih Arogan dari Belanda, Rakyat Medan Jadi Curiga Ada Apa?
Menariknya lagi, Ratu Belanda Wilhelmina disebut pernah jatuh hati dengan Sultan Syarif Kasim II. Namun sayang, cinta sang Ratu tak bisa diwujudkan karena alasan beda agama.
Rasa cinta dari ratu belanda ini muncul saat berkunjung ke Istana Siak Sri Indrapura saat Sultan menjabat. Ratu bahkan mengundang Sultan secara pribadi untuk menghadiri penobatan dirinya. Sultan mendapatan perlakuan istimewa jika dibandingkan tamu-tamu yang lain.
Setelah itu, Ratu kembali mengundang Sultan secara pribadi pada perayaan pesta ulang tahunnya. Di momen itu, Sultan juga mendapat sambutan yang sangat meriah dan hangat.
Tak hanya itu, Ratu juga sempat meminta Sultan membuat patung dirinya untuk disimpan di Belanda. Kemudian Ratu mengirim patung dirinya untuk disimpan di Istana Siak Sri Indrapura sebagai kenang-kenangan.