Dan yang menjadi pemimpin untuk perlawanan ini adalah Pang Suma seorang suku Dayak yang melancarkan aksi perlawanannya pada bulan Februari 1945. Selain itu, ada tokoh-tokoh lainnya yang juga terlibat yaitu Tjilik Riwut, Abdul Kadir, Pangeran Antasari, dan Sultan Hidayatullah.
Perlawanan Rakyat Irian Jaya Terhadap Jepang
Rakyat yang ada di Irian Jaya juga merasakan kesengsaraan yang terjadi akibat adanya jajahan dari Jepang. Pada saat menduduki wilayah Irian Jaya, Jepang banyak melakukan kekerasan serta penganiayaan yang sudah diluar batas kemanusiaan.
Oleh karena itu, rakyat Irian Jaya pun melancarkan aksi gerakan perlawanan yang dikenal sebagai Gerakan Koreri. Gerakan ini dipimpin oleh L. Rumkorem dan berpusat di Biak.
BACA JUGA:Keromantisan Jendral Sudirman, Pun di Tengah Perang Tak Lupa Bawa Bedak Hingga Lisptik Istri
Semangat yang dimiliki oleh rakyat Irian ini tidak terpatahkan, bahkan sangat kuat. Meskipun Jepang lebih kuat dan memiliki senjata yang lengkap dan lebih canggih, rakyat Irian Jaya tidak kenal takut.
Karena kegigihan yang dimiliki oleh masyarakat Irian, Jepang pun akhirnya tidak sanggup bertahan. Jepang meninggalkan Biak dan pulau ini adalah pulau pertama yang mampu merdeka dari tangan Jepang. Dengan cara yang dilakukan oleh masyarakat Irian ini maka semangat berkobar ke daerah lain.
Tokoh pejuang yang melakukan pemberontakan di Biak Papua ini adalah Silas Papare. Perlawanan yang dilakukan bisa dibilang cukup lama dan panjang bahkan sampai Jepang kalah dari Sekutu.
Perlawanan Rakyat Aceh
Rakyat Indonesia dari Aceh sejak penjajahan Belanda selalu angkat senjata untuk memerangi penjajah, maka saat Jepang
Latar belakang perlawanan Aceh adalah adanya kebijakan Jepang yang bertentangan dengan kepercayaan masyarakat Aceh, yaitu Seikerei.
Kebijakan tersebut membuat umat Muslim di Aceh merasa terhina dan tertindas. Pasalnya, Seikerei merupakan kebijakan untuk wajib menyembah dewa matahari, sedangkan rakyat Aceh menganut kepercayaan muslim yang melarang penyembahan kepada benda.
Oleh karena itu, rakyat Aceh pun akhirnya menggencarkan perlawanan kepada Jepang. Tokoh yang memimpin perlawanan rakyat Aceh adalah Teuku Jalil, seorang ulama dan pemimpin pesantren. Santrinya diberikan pembelajaran mengenai patriotisme dan nasionalisme.
Di bulan Juli 1942, Tengku Abdul Jalil mengadakan sebuah pengajian yang dilakukan bersama dengan pengikutnya. Dalam pengajian tersebut disuarakan perlawanan kepada Jepang. Aksi tersebut membuat kemarahan Jepang tersulut dan Abdul Jalil menjadi sasaran yang akan ditangkap.
Oleh karena itu, Tengku Abdul Jalil pun tertembak oleh pasukan Jepang. Perlawanan dipimpin oleh Teuku Abdul Hamid Azwar di Jangka Buya. Pertempuran tetap berlangsung sampai akhir November 1942.