Pada tahun 1599, Cornelis de Houtman berlayar ke Aceh, yang saat itu merupakan kerajaan maritim yang kuat di Sumatera.
Di sana, ia bertemu dengan Sultan Alauddin Riayat Syah IV, yang bersedia menjalin hubungan dagang dengan Belanda.
Namun, Cornelis de Houtman kembali menunjukkan sikapnya yang tidak sopan dan menghina Sultan Aceh.
Ia juga mencoba untuk mencuri meriam-meriam dari pelabuhan Aceh.
Tindakan Cornelis de Houtman ini menimbulkan kemarahan dari pihak Aceh.
Sultan Aceh memerintahkan Laksamana Malahayati, seorang pahlawan perempuan yang memimpin pasukan laut yang terdiri dari 2000 janda-janda pahlawan, untuk menyerang armada Belanda, pada 1 September 1599, terjadi pertempuran sengit di laut antara pasukan Aceh dan Belanda.
Dalam pertempuran itu, Laksamana Malahayati berhasil menembus pertahanan kapal Belanda dan berhadapan langsung dengan Cornelis de Houtman.
Dengan keberanian dan keterampilannya, ia berhasil membunuh Cornelis de Houtman dalam pertarungan satu lawan satu di geladak kapal.
Kematian Cornelis de Houtman membuat pasukan Belanda kocar-kacir dan mundur dari Aceh.
Cornelis de Houtman adalah seorang penjelajah Belanda yang memiliki peran penting dalam sejarah Indonesia.
Ia adalah orang yang menemukan jalur pelayaran ke Indonesia dan memulai perdagangan rempah-rempah bagi Belanda.
Namun, ia juga adalah orang yang menyebabkan banyak konflik dan penderitaan bagi orang-orang Indonesia.
Ia akhirnya tewas di tangan pahlawan Aceh, Laksamana Malahayati, yang menggagalkan rencana penjajahannya.*