Tradisi Unik Pernikahan Yang Bikin Geleng-Geleng, Nikahi Pohon Pisang Hingga Injak Tamu

Kamis 14-09-2023,00:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Meskipun banyak tradisi pernikahan yang dilakukan oleh masyarakat Tidung, namun yang paling aneh adalah sebuah tradisi pernikahan yang melarang pasangan suami-istri untuk menggunakan kamar mandi selama tiga hari setelah mereka menikah.

Artinya kedua mempelai harus menahan buang air kecil dan air besar selama tiga hari berturut-turut.

BACA JUGA:Upacara dan Tradisi Unik Suku Mandar di Sulawesi Barat yang Menarik untuk Diketahui

Jika mereka menggunakan kamar mandi selama periode waktu yang telah ditentukan, maka kedua pasangan tersebut akan membawa nasib buruk bagi pernikahannya.

Salah satu kesialan tersebut adalah perselingkuhan atau bahkan kematian anak-anak mereka diusia yang sangat mudah.

Selama periode pasca pernikahan ini, pasangan itu diawasi oleh beberapa orang yang memberi mereka makanan dan minuman sangat minim.

Setelah tiga hari berlalu pengantin baru akan dimandikan dan diizinkan kembali ke kehidupan normalnya.*

Menangis Satu Bulan

Lain lagi yang dilakukan para wanita dari suku Tujia di China. Pengantin wanita dan keluarganya akan menangis sebelum penuh sebelum menikah.

Para orang tua dari suku tersebut percaya bahwa tradisi tersebut dapat digunakan untuk mengungkapkan rasa terima kasih dan cinta dari mempelai wanita kepada orang tua serta anggota keluarganya yang lain.

Jika mempelai wanita tidak menangis, maka para tamu akan memandang rendah dirinya sebagai gadis yang buruk.

Menginjak Para Tamu

Setelah upacara pernikahan telah selesai dilaksanakan, maka para tamu terdiri dari kerabat dari pengantin wanita akan berbaring telungkup dan bersisian di sebuah lantai.

Kemudian pasangan pengantin yang telah menjalankan pernikahan tersebut akan keluar dari aula pernikahan dan berjalan di atas mereka, seolah-olah mereka adalah sebuah karpet yang diinjak-injak biasa.

Diketahui bahwa ini adalah sebuah tradisi yang melambangkan jika kedua pasangan tersebut telah menikah.

Tradisi ini ada di sebuah kepulauan bernama Marquesas Polinesia Prancis.*

Kategori :