RADARMUKOMUKO.COM – Dimasa lampau, rakyat yang lemah dan hidup seadanya bahkan miskin terus mengalami penindasan. Mulai dari kewajiban bayar pajak yang tinggi, kerja paksa, tanam paksa hingga tindakan pelecehan yang merendahkan lainnya.
Melakukan perlawanan kadang tidak ada artinya, pilihan yang diambil patuh dalam penderitaan atau pergi dengan taruhannya juga keselamatan keluarga.
Mungkin pilihan melarikan diri inilah yang diambil oleh Suku Limakatina yang ada di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.
Suku ini sekarang, secara administratif mereka masuk dalam wilayah Dusun Labundoua yang berada dalam Desa Lambelu, Kecamatan Wakurumba Selatan, Kabupaten Muna.
Mereka termasuk "masyarakat terasing", yang bermukim di hutan belantara di lembah antara Gunung Ngkamelu-melu dan Kelompok yang juga disebut Liniakawatina.
Sampai saat ini Mereka termasuk, termasuk masyarakat terasing, karena minin pengaruh dunia luar.
BACA JUGA:Jika Berkunjung ke Suku Dayak, Harus Patuhi 4 Larangan Ini Agar Bisa Pulang Dengan Aman
BACA JUGA:Kisah Mbah Sri Mencari Makam Suaminya Yang Pamit Perang Melawan Belanda, Endingnya Sesedih Ini
Kondisi tempat tinggalnya, di hutan belantara di lembah antara Gunung Ngkamelu-melu dan Gunung Kamosopo, sekitar Teluk Tompano.
Dulunya dikatakan, mereka termasuk anggota salah satu kadie atau kampung otonom dalam wilayah Kesultanan Buton.
Limakawatina berarti lima kementerian, karena kadie ini dahulu memang terdiri atas lima wilayah kecil.
Mereka semula mengabdi di bawah kekuasaan Kerajaan Buton, dikabarkan sengaja mengasingkan diri karena Kerajaan Buton memiliki kebijakan yang harus ditaati penduduk, salah satunya membayar pajak.
Namun lama kelamaan masyarakat mulai keberatan dan menolak, merasa enggan memenuhi kewajiban-kewajibannya terhadap Kerajaan Buton.
Mereka sepakat menolak kewajiban, khususnya membayar pajak. Pembangkangan yang dilakukan oleh masyarakat dengan cara melarikan diri ke arah dataran tinggi di area Pegunungan Kamosope dan Gunung Langkamelu-melu.
Aksi tersebut dicap sebagai bentuk pengkhianatan terhadap raja, sehingga kerajaan pun berupaya mengejar dan menangkap orang-orang Kadie.