RADARMUKOMUKO.COM - Raden Mas Ontowiryo merupakan nama asli Pangeran Diponegoro, pada perang Jawa yang terjadi di Jawa pada tahun 1825 – 1830 beliau dikenal sebagai sosok pemimpin perang yang tangguh.
Pangeran Diponogoro merupakan sosok putra Sri Sultan Hamengkubuwono III beliau dikenal masyarakat memeliki seeokor Kuda yang setia menemani sepanjang perjalanan hudupnya, kuda tesrsebut bernama Kyai Gentayu.
Sejarah Kuda tersebut dibeli dari pedaggang Tiongkok yang sudah biasa menjadi pemasok keperluan keraton.
Dikutip dari laman budaya, Jogjaprov.go.id setelah kuda itu di beli dan di jadikan hadiah untuk putra Sri Sultan Hamengkubuwono III yaitu Raden Mas Ontowiryo ketika beliau di khitan.
Lalau kuda itu di beri nama Kyai Gentayu merupakan kuda Pangeran Diponegoro yang berwarna hitam dengan warna putih pada ujung keempat kakinya.
BACA JUGA:Memiliki Keturunan Darah Biru Dari Pangeran Diponegoro, Artis Asri Welas Merasa Terbebani?
Dari laman yang sama, Kuda kesayangan Pangeran Diponegoro Kyai Gentayu sekrang kerap dijumpai dalam lukisan, relief, dan patung-patung yang bertemakan Pangeran Diponegoro.
Hebatnya lagi, Kyai Gentayu sering digambarkan dengan kaki depan terangkat sambil menendang ke udara, sementara jubah dan sorban Pangeran Diponegoro terkena angin dan berkibar saat berperang melawan Belanda.
Selain itu, oleh para seniman, Kyai Gentayu sempat diceritakan dalam pementasan Wayang Kulit Diponegoro dengan lakon Kyai Gentayu Manggala Wira oleh Dalang Catur Kuncoro.
Pentas Pertunjukan wayang yang dilaksanakan untuk memperingati milad ke-237 Pangeran Diponegoro tersebut menceritakan kisah pengorbanan kuda kesayangan Diponegoro yang rela mati demi tuannya.
Dalam salah satu adegan pementasan wayang tersebut bahkan diceritakan pada suatu saat Pangeran Diponegoro yang sedang beristirahat secara tiba-tiba dikepung oleh pasukan Belanda asli tanpa dikomando serta aba-aba, Kyai Gentayu mengamuk dan menerjang pasukan Belanda, sehingga menyebabkan 4 pasukan Belanda meninggal atau tewas karena terjangan Kyai Gentayu.
Selain itu, semua hewan peliharaan Pangeran Diponogoro ada semua pilosofinya dan sebagai teman dalam berjuang melawan kaum penjajah.
Seperti pilosofi Burung Perkutut, atau burung peliharaan bangsawan dikalang masyarakat Jawa ternyata, dulunya merupakan peliharan kesukaan Pageran Diponogoro.