RADARMUKOMUKO.COM - Suku Ternate adalah salah satu suku bangsa yang mendiami Kepulauan Maluku, yang dikenal sebagai pusat produksi rempah-rempah di dunia.
Suku ini memiliki sejarah perlawanan yang sangat heroik terhadap penjajahan VOC, yang merupakan perusahaan dagang Belanda yang berkuasa di Nusantara pada abad ke-17.
Perlawanan suku Ternate terjadi pada tahun 1650-1656, dan dipimpin oleh Sultan Mandar Syah, yang merupakan raja Ternate ke-29.
Sultan Mandar Syah tidak mau tunduk kepada VOC, yang menginginkan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku.
BACA JUGA:Perjuangan Suku Batak Melawan Belanda: Kisah Heroik Sisingamangaraja XII dan Boru ni Raja
VOC juga melakukan berbagai kekejaman terhadap rakyat Ternate, seperti membakar tanaman, membunuh hewan ternak, dan memaksa rakyat untuk bekerja sebagai budak.
Sultan Mandar Syah menggalang persatuan dengan suku-suku lain di Maluku, seperti Tidore, Bacan, Jailolo, dan Makian.
Ia juga mendapat bantuan dari Kesultanan Aceh dan Kesultanan Gowa
Sultan Mandar Syah memiliki pasukan yang terdiri dari prajurit-prajurit pilihan, yang dilatih oleh para ulama dan panglima perang.
Mereka menggunakan senjata tradisional seperti keris, tombak, parang, dan bedil.
Perlawanan suku Ternate berlangsung sengit dan mengguncang VOC.
Pasukan Ternate berhasil merebut beberapa benteng VOC di Maluku, seperti Benteng Oranye di Ternate, Benteng Tolucco di Tidore, dan Benteng Mareiko di Bacan.
Mereka juga berhasil menghancurkan beberapa kapal VOC di laut. Perlawanan ini membuat VOC mengalami kerugian besar, baik materi maupun moral.
Namun, perlawanan suku Ternate tidak dapat bertahan lama.