RADARMUKOMUKO.COM - Kisah Jenderal Besar (Anumerta) Raden Soedirman yang membela tanah air hingga keberaniannya merebut kemerdekaan RI dari penjajah.
Untuk hidup merdeka dan damai seperti yang dirasakan saat ini.
Hal tersebut tak terlepas dari jasa Jenderal Soedirman.
Nilai-nilai kepahlawanan yang ia lakukan sangat menginspirasi hingga melampaui demarkasi Zaman.
Cerita tentang Jenderal Soedirman tercatat dalam berbagai buku, salah satunya buku 'Soedirman Seorang Panglima, Seorang Martir' yang di himpun oleh Tempo.
BACA JUGA:Pertempuran Saipan, Aksi Bunuh Diri Puluhan Ribu Orang Jepang Dari Pada Terhina Kalah Perang
BACA JUGA:Dijajah Inggris Dianggap Kebih Baik Dibanding Belanda dan Jepang, Ini Kebijakannya 5 Tahun Berkuasa
Salah satu kisahnya yang menarik yaitu saat Jenderal Soedirman menjadi Komandan Batalion Tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Kroya.
Berkat kepiawaiannya, Jenderal Soedirman saat itu berhasil membuat Jepang menyerahkan senjata secara damai.
Dia juga mebuat Banyumas menjadi sumber pasokan senjata bagi wilayah sekitarnya.
"Ketika menjadi Komandan Batalion Pembela Tanah Air di Kroya, dia berhasil meyakinkan Jepang agar menyerahkan senjata secara damai. Sebagai Panglima Divisi TKR Purwokerto, Banyumas, dia juga menjadikan kota itu sumber pasokan senjata bagi wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah," demikian dikutip dari buku 'Soedirman Seorang Panglima, Seorang Martir' yang ditulis Tempo.
Cerita senada juga diungkapkan dalam buku "akhirnya Sang Jenderal Mengalah" karya Ferry Taufiq El Jaquene.
Cerita bermula pada 14 Agustus 1945, saat Jepang sudah lemah dan mengalami kesakitan parah.
Soedirman pun mengambil langkah untuk kembali lagi ke markas masing-masing.
Saat kemerdekaan Indonesia di deklarasikan, Soedirman saat itu berada di Kroya, Banyumas.