Pertempuran Bojong Kokosan, Tak Tercatat Dalam Historiografi Indonesia, Tetap Harus Dikenang

Sabtu 09-09-2023,01:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Pertempuran Bojong Kokosan, jarang diketahui karena tidak tercatat dalam historiografi Indonesia dan tidak diketahui secara luas oleh masyarakat Indonesia.

Namun, di mata masyarakat Sukabumi dan sekitarnya, peristiwa ini memiliki makna tersendiri yang begitu mendalam di ingatan mereka. 

Juga selayaknya sebagai anak bangsa, terus mengenang salah satu peristiwa sejarah tersebut.

Pertempuran Bojong Kokosan adalah pertempuran yang terjadi ketika konvoi tentara Inggris (Sekutu) yang hendak memperkuat pasukannya di Bandung disergap para pejuang Indonesia di Bojong Kokosan, Sukabumi.

Peristiwa Bojongkokosan atau juga dikenal perang konvoi berlangsung pada 9 hingga 12 Desember 1945, ini merupakan peristiwa heroik yang dilakukan oleh rakyat Sukabumi yang disusun oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan Letnan Kolonel Eddie Sukardi sebagai pimpinannya.

BACA JUGA:Wong Palembang Pertempuran 5 Hari Dipimpin Mayjen Alamsyah, Jepang Menyerah Ini Kisahnya

BACA JUGA:Jalankan Tradisi, Pria Suku Brokpa Cari Kawan Untuk Bertukar Istri, Ternyata Ini Tujuannya

Mereka ingin melakukan pemblokan terhadap pasukan sekutu yang diboncengi NICA untuk kembali menduduki kekuasaannya di Indonesia. Bahkan peristiwa ini disebut menjadi salah satu pemicu Bandung Lautan Api yang diketahui sebagai pertempuran besar. 

Singkat cerita, melansir dari berbagai sumber, pada 29 September 1945, Panglima Skadron Penjelajah V Inggris, Laksamana Muda W.R. Patterson tiba bersama Ch. O. van Der Plas, Wakil Kepala Netherlands Indies Civil Administration (NICA) untuk membentuk Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.

Mereka melakukan konvoi Allied Prisoners of War and Internees (APWI), yang bertugas melakukan pengiriman dan pemulangan tahanan perang.

Dengan pengamanan ketat yaitu dikawal oleh Batalyon 5/9 Jats, satuan tentara Inggris yang berasal dari Punjab, India. Konvoi ini terdiri atas 150 truk yang dikawal Tank Sherman, Panser Wagon, dan Brencarrier.

Melansir dari kumparan.com, Letnan Kolonel Eddie Sukardi selaku pimpinan perang membagi empat batalion resimen TKR Sukabumi dengan menyebarkannya secara rata guna mempermudah jalannya penyerangan berdasarkan rancangan strategi dan taktik yang telah dipersiapkan. 

Di batalion 1, Mayor Yahya Bahram Rangkuti adalah pemimpin yang bertugas mengawasi seluruh front di sepanjang jalan raya Cigombong-Cibadak. 

Batalion 2, di bawah pimpinan Mayor Harry Soekardi bertugas mengawasi garis pertempuran sepanjang jalan raya Cibadak sampai dengan kota Sukabumi Bagian Barat. 

Batalion 4, di bawah pimpinan Mayor Abdurahman bertugas mengawasi garis pertempuran sepanjang jalan kota Sukabumi bagian Timur sampai dengan lokasi jalan raya Gekbrong. Batalion 3, yang dipimpin oleh kapten Anwar mengawasi garis pertempuran dari Gekbrong sampai dengan Jalan Raya Ciranjang.

BACA JUGA:Pertempuran Puputan Hadapi Belanda Hingga Titik Darah Terakhir, Dibentuk Negara Indonesia Timur

BACA JUGA:Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, Perang Terbesar dengan Semangat Militan Pemuda Surabaya

Kategori :

Terpopuler