Wong Palembang Pertempuran 5 Hari Dipimpin Mayjen Alamsyah, Jepang Menyerah Ini Kisahnya

Jumat 08-09-2023,12:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Ahmad Kartubi

RADARMUKOMUKO.COM - Palembang adalah salah satu kota yang mengalami penjajahan Jepang selama tiga tahun, dari tahun 1942 hingga 1945. 

Kota ini menjadi sasaran prioritas tinggi bagi pasukan Jepang, karena merupakan lokasi dari beberapa kilang minyak terbaik di Asia Tenggara.

Jepang memasuki Palembang pada 14 Februari 1942, setelah berhasil mengalahkan Belanda dan Sekutu dalam Perang Pasifik.

Jepang bermaksud mendahului rencana Belanda yang akan merusakkan instalasi minyak di dekat Palembang. Dari Palembang, balatentara Jepang segera menyebar ke arah selatan dan utara Sumatra.

Penjajahan Jepang di Palembang membawa dampak yang sangat buruk bagi rakyat Sumatera. Jepang melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam, terutama minyak bumi dan karet.

BACA JUGA:Pertempuran Surabaya Perlawanan Paling Sengit dan Berdarah, Pemicunya Karena Menurunkan Ini

BACA JUGA:Peristiwa Puputan 20 November Yang Menewaskan I Gusti Ngurah Rai, Perang Sampai Titik Darah Terakhir

Jepang juga melakukan penindasan dan kekerasan terhadap rakyat, seperti memaksa mereka untuk bekerja keras sebagai romusha (kerja paksa), mengambil alih tanah dan harta benda mereka, serta melakukan penyiksaan dan pembunuhan terhadap mereka yang dianggap melawan atau mencurigakan. 

Banyak rakyat Sumatera yang meninggal atau menderita akibat penjajahan Jepang.

Namun, di tengah-tengah penderitaan itu, rakyat Sumatera juga tidak tinggal diam. Mereka melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan berbagai cara. 

Salah satu contoh perlawanan yang paling heroik adalah Pertempuran 5 Hari Palembang, yang terjadi pada 1-5 Oktober 1945.

Pertempuran ini dipicu oleh keinginan rakyat Sumatera untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945.

Pertempuran 5 Hari Palembang adalah pertempuran antara rakyat Sumatera yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Alamsyah Ratu Perwiranegara melawan pasukan Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Ishii Seiichi. 

Pertempuran ini dimulai ketika pasukan Jepang menyerbu markas Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Benteng Kuto Besak pada 1 Oktober 1945.

BACA JUGA:Peristiwa Mangkuk Merah, Pembunuhan dan Pengusiran Etnis Tionghoa Oleh ABRI Bersama Suku Dayak dan Penyebabnya

Kategori :