RADARMUKOMUKO.COM - Mungkin anda pernah melihat serial laga Jaka Tingkir menaklukan Kerbau ngamuk alias gila.
Jika Anda pernah melihat atau mendengar cerita Jaka Tingkir yang harus menaklukkan kerbau gila demi meminang putri Raja Demak.
Anda mungkin tidak menyangka bahwa ada tradisi yang mirip dengan kisah tersebut di Jepara, Jawa Tengah.
Tempatnya di Desa Sidigede, Welahan, ada tradisi Ngikir yang disebut Prasah, yaitu pemberian mahar pernikahan berupa seekor kerbau yang harus digiring dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita.
Tradisi ini sudah ada sejak zaman dahulu dan dianggap sebagai simbol kehormatan dan kejantanan bagi mempelai pria dan keluarganya.
Selain itu, tradisi ini juga merupakan bentuk penghargaan kepada mempelai wanita dan keluarganya.
BACA JUGA:Sejalan Agenda AIPF 2023, Holding Ultra Mikro BRI Terus Jalankan Sustainable & Innovative Financing
Namun sakitnya disini, tidak sembarang kerbau yang bisa dijadikan mahar. Kerbau yang dipilih harus berukuran besar, gemuk, dan sehat.
Selain itu, kerbau juga harus dibuat mengamuk dengan cara dibacakan mantra oleh sesepuh desa atau diberi suara petasan agar menjadi liar dan stres seperti kerbau gila.
Proses pengarakan atau penggiringan hewan kerbau ini tidak mudah. Diperlukan tim penarik kerbau yang berjumlah sekitar 15-30 orang yang berpengalaman dan berani menghadapi kerbau yang ngamuk.
Mereka harus memegang tali yang sudah dikaitkan pada kerbau dan mengendalikannya agar tidak melukai orang-orang di sekitarnya.
Seremnya lagi, selama perjalanan dari rumah mempelai pria ke rumah mempelai wanita, kerbau bisa saja kembali mengamuk dan mencoba menyerang tim penarik atau warga yang menyaksikan prosesi tersebut.
Oleh karena itu, tim penarik harus waspada dan sigap. Tidak hanya kerbau yang menjadi mahar pernikahan di Desa Sidigede.
BACA JUGA:Resep Kue Cubit Ala Rumahan Dijamin Lembut dan Lumer di Mulut