Dulu Menjadi Penjajah, Kini Belanda Kekurangan Penjahat Hingga Puluhan Penjara Terpaksa Ditutup

Senin 28-08-2023,05:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

Untuk mengisi penjara ini, atas kerjasama dengan Belanda, pada tahun 2015, Norwegia memindahkan lebih dari 1.000 narapidananya ke Belanda. 

Departemen kehakiman Belanda memperkirakan bahwa pada tahun 2023, total populasi penjara akan turun menjadi hanya 9.810 orang.

Alasan minimnya kejahatan hingga banyaknya penjara yang ditutup di Belanda, ada beberapa faktor. 

Belanda lebih fokus pada upaya penanganan kriminalitas dengan rehabilitasi ketimbang menjebloskan manusia ke dalam kurungan besi, karena mereka sadar hasilnya lebih efektif.

Diantaranya Belanda meringankan hukuman bagi penyalahguna terutama pengguna Narkoba, fokus ke rehabilitasi dan gelang pergelangan kaki untuk mengawasi para terpidana sehingga mereka bisa berbaur di masyarakat. 

BACA JUGA:Sejarah Pemberontakan APRA, Didalangi Kolonialis Belanda dan Berhasil Ditumpas TNI

Terus pengadilan di Belanda juga sering mengganjar pelanggar dengan alternatif hukuman pelayanan masyarakat, seperti membersihkan taman, jalan, dan alun-alun selama waktu yang ditentukan, atau membayar denda. 

Maka dengan ini peluang masuk penjara jadi lebih kecil. Hanya mereka yang dianggap berpotensi terlalu berbahaya saja yang dibawa ke rumah tahanan.

Sikap Belanda yang cenderung santai namun efektif terhadap sistem penjara hampir mirip dengan kebijakan-kebijakan hukum di Swedia, Finlandia, Denmark, dan Norwegia, di mana fokus utama penanganan kriminalitas ialah dengan rehabilitasi, normalisasi, dan penyadaran martabat.

"Dalam pelayanan (hukum di) Belanda kami melihat (narapidana sebagai) individu. Jika seseorang memiliki masalah narkoba kami menangani kecanduan mereka, jika mereka agresif kami memberikan manajemen kemarahan, jika mereka bermasalah dengan uang kami memberi mereka konseling hutang," ucap Jan Roelof van der Spoel, pengurus di Penjara Norgerhaven yang dilansir dari kumparan.com.*

Kategori :