Setelah itu, Putri Mandalika melompat dari tebing ke laut dengan teriakan "Nyale! Nyale! Nyale!".
Para pangeran dan rakyatnya yang terkejut dan sedih mencoba mengejarnya, tetapi mereka tidak menemukan jejak tubuhnya.
Yang mereka temukan hanyalah cacing-cacing laut berwarna-warni yang bertebaran di pantai.
Mereka percaya bahwa cacing-cacing laut itu adalah jelmaan dari Putri Mandalika, yang rela mengorbankan dirinya demi kebahagiaan dan kedamaian rakyatnya.
Mereka pun menangkap cacing-cacing laut itu dengan harapan mendapatkan berkah dan kesejahteraan dari Putri Mandalika.
Sejak saat itu, tradisi bau nyale terus dilakukan oleh masyarakat Sasak sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada Putri Mandalika.
Mereka juga mengadakan festival budaya yang meriah dengan berbagai atraksi seni dan budaya, seperti tarian, musik, teater, lomba-lomba, dan lain-lain.
Tradisi bau nyale menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang berkunjung ke Lombok, khususnya di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
Di sana, wisatawan dapat menyaksikan langsung prosesi bau nyale dan ikut menangkap cacing laut bersama masyarakat setempat.
Mereka juga dapat mencicipi kuliner khas Lombok yang menggunakan cacing laut sebagai bahan utamanya, seperti pepes nyale dan sambal nyale.
Pada tahun ini, puncak bau nyale akan digelar pada Jumat (10/2/2023) dan Sabtu (11/2/2023) di Pantai Seger.
Acara ini juga bertepatan dengan tes pramusim MotoGP 2023 yang digelar di Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika.
Hal ini tentu menjadi kesempatan emas bagi wisatawan untuk menikmati dua event besar sekaligus di Lombok."