Hal ini membuat air bisa meluap dari satu kompartemen ke kompartemen lainnya saat kapal semakin miring.
Titanic juga tidak memiliki cukup sekoci untuk menampung semua penumpang dan awaknya.
Hanya ada 20 sekoci, termasuk empat sekoci lipat, yang hanya bisa menampung sekitar sepertiga dari total orang di kapal.
Selain itu, persiapan dan pengelolaan evakuasi kurang baik, sehingga banyak sekoci yang diluncurkan sebelum penuh.
Bencana ini mengejutkan dunia dan menyebabkan kemarahan publik atas kurangnya sekoci, regulasi yang longgar, dan perlakuan tidak adil terhadap penumpang kelas tiga selama evakuasi.
Akibatnya, banyak perubahan kebijakan maritim yang direkomendasikan oleh penyelidikan resmi, yang mengarah pada pembentukan Konvensi Internasional untuk Keselamatan Jiwa di Laut (SOLAS) pada tahun 1914, yang masih mengatur keselamatan maritim hingga saat ini.*