BACA JUGA:Sejarah 7 Pejuang Asing Yang Membela Indonesia, Nasibnya Begini
"Seorang Rajput pahlawan di Burma yang sedang berbaring menghadapi maut dengan peluru tentara Indonesia di jantungnya bertanya kepada saya, 'Pak, mengapa kami harus mati untuk Belanda?'" tulis Mani (hlm. 107, 1989).
Dalam catatannya (p. 92-108), Mani mengatakan pasukan India yang membelot dihormati oleh para pemuda Indonesia yang berjuang bersama mereka.
Mani kemudian menulis bahwa ada tekanan nasional dari tokoh India, Jawaharlal Nehru, yang mendesak agar pasukan Inggris segera menarik kembali tentara India dari Indonesia dan mengirim mereka pulang.
Akhirnya, permohonan mereka dikabulkan ketika Angkatan Darat Inggris menarik diri 20 November 1945.
Pasukan India secara bertahap dikirim kembali ke negeri asal mereka, kali ini mereka bersiap-siap untuk memperjuangkan kemerdekaan mereka sendiri.
BACA JUGA:Sejarah Pemberontakan DI/TII Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Ujian Paling Berat Bangsa
Setelah perang berakhir, pemerintah Indonesia menganugerahi mereka dengan penghargaan tertinggi negara.
Beberapa prajurit terkenal yang ikut serta selama Pertempuran Surabaya termasuk Mayor Zia ul-Haq, yang kelak menjadi Presiden Pakistan.
Untuk diketahui, Pertempuran Surabaya 10 November 1945 merupakan pertempuran terbesar bangsa Indonesia setelah kemerdekaan.
Pertempuran ini juga merupakan perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan Sekutu setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan satu pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme dan Imperialisme.
Usai pertempuran ini, dukungan rakyat Indonesia dan dunia internasional terhadap perjuangan kemerdekaan Indonesia semakin kuat. 10 November diperingati setiap tahun sebagai Hari Pahlawan di Indonesia.*