Wilhelmina, Ratu Belanda Yang Tidak Rela Indonesia Merdeka, Akhirnya Merana dan Lakukan Berbagai Cara

Rabu 23-08-2023,08:59 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Ratu Belanda Wilhelmina adalah Raja Belanda yang paling lama memerintah yakni 57 tahun 286 hari. Nama lengkapnya Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau lahir pada 31 Agustus 1880 di Den Haag, Belanda.

Karena kondisi kesehatannya semakin menurun, ia turun takhta demi putrinya Juliana pada 4 September 1948.

Ratu Wilhelmina meninggal di Istana Het Loo pada 28 November 1962 di usia 82 tahun.

BACA JUGA:Kisah Ibu dan Tiga Anak Perempuannya dari Belanda Datang Untuk Berpihak Pada Indonesia

Saat Indonesia merdeka, ia masih menjabat sebagai penguasa Belanda, hingga Ratu Wilhelmina sangat terpukul dan merana setelah Indonesia merdeka.

Karena selama ini Indonesia merupakan sumber kekayaan negeri Belanda, apalagi saat Indonesia merdeka, kondisi ekonomi Belanda sedang tidak baik-baik atau krisis. 

Maka kehilangan wilayah jajahan Indonesia atau Hindia Belanda menjadi persoalan sangat besar bagi negeri tersebut.

Mereka menganggap jika Hindia lepas, sumber utama perekonomian mereka akan hilang dan menyebabkan Belanda jatuh ke dalam kubangan kemiskinan.

Ratu Wilhelmina yang tak rela melepaskan Indonesia pun melakukan berbagai cara. Ia bahkan mengirim pasukan untuk menduduki kembali Indonesia secara paksa. 

BACA JUGA:Kisah Istana Negara, Dulunya Milik Orang Belanda, Kini Menjadi Pusat Indonesia

BACA JUGA:Kisah Istana Negara, Dulunya Milik Orang Belanda, Kini Menjadi Pusat Indonesia

Ratu Wilhelmina juga pernah melakukan upaya perundingan untuk mempertahankan tanah jajahannya. Kepada bangsa Indonesia, sang ratu menjanjikan Hindia dibentuk sebagai negara persemakmuran berbentuk federasi.

Politik etis atau politik balas budi yang diberlakukan Wilhelmina di Hindia Belanda, pada akhirnya menjadi senjata makan tuan. 

Berkat politik balas budi, rakyat Hindia Belanda mulai sejahtera dan mengenyam pendidikan. Kaum nasionalis dan pergerakan nasional mulai tumbuh. 

Perlawanan pun berkobar di berbagai penjuru. Belanda yang sedang porak-poranda secara perekonomian pascaperang, tentu tidak akan rela Indonesia lepas begitu saja. 

Kategori :