Hari Juang Kartika dahulu bernama Hari Infanteri. Namun berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 163/1999, Hari Infanteri diganti namanya menjadi Hari Juang Kartika.
Adapun tokoh-tokoh dibalik pertempuran Ambarawa dilansir dari budaya.jogjaprov.go.id diantaranya adalah:
Jenderal Sudirman
Jenderal Sudirman saat itu bertindak sebagai panglima perang di Ambarawa. Memiliki taktik khusus yang sulit dilakukan yaitu menggunakan taktik supit urang. Teknik supit urang efektif dan cerdik.
BACA JUGA:Misteri di Balik Siapa yang Kasih Nama Titanic? Ini Dia Asal-Usulnya dari Mitologi
Taktik ini menyerang lawan dilakukan dari kedua sisi sehingga membuat lawan terjepit. Dengan taktik ini, TKR berhasil memutus komunikasi antar militer asing, merusak sistem pertahanan.
Gatot Soebroto
Salah satu pejuang militer Indonesia dalam peristiwa Palagan Ambawrawa adalah Gatot Soebroto. Namanya menjadi jalan di mana-mana.
Gayot Soebroto mengutamakan kondisi orang yang ada dalam jangkauannya serta keluarga prajurit. Keikutsertaan Gatot Soebroto sebagai ahli siasat pada pertempuran Ambaraw 20 Oktober 1945.
Letkol Isdiman
Letkol Isdiman diketahui sebagai salah satu perwira terbaik Kolonel Sudirman. Meski gugur dalam menjalankan tugasnya, ia telah menunjukkan keberanian dan kemampuannya sebagai seorang pemimpin yang baik.
BACA JUGA:Peristiwa Rengasdengklok, Saat Golongan Muda Menculik Soekarno-Hatta Jelang Proklamasi
Letkol Isdiman adalah perwira Tentara Keamanan Rakyat (TKR), serta Komandan Resimen TKR Banyumas. Ia menjadi pemimpin pertempuran di Ambarawa yang gugur pada 16 November 1945.
Surono Reksodimejo
Pada saat Palagan Ambarawa, menjabat Kapten di bawah komando satuan militer Letnan Kolonel Gatot Subroto. Beliau juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia dan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia.
Letkol Sarbini Martodiharjo