Perang Ambarawa Disebabkan Niat Sekutu Inggris Yang Tidak Baik, Ini 6 Tokoh Pejuang Yang Terlibat

Senin 21-08-2023,15:14 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM
Editor : Amris

RADARMUKOMUKO.COM - Seperti diinformasikan sebelumnya, pertempuran Ambawara merupakan salah satu  perang besar bangsa Indonesia yang terjadi setelah proklamasi kemerdekaan. Peristiwa ini dimulai sejak Sekutu di bawah pimpinan Brigjen Bethel mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. 

Awalnya kedatangan pasukan Inggris disambut baik karena dinilai tak memiliki maksud buruk. Namun ternyata, tentara Inggris menunggu kedatangan Netherlands Indies Civiele Administration (NICA) untuk membebaskan tawanan perang.

BACA JUGA:Sejarah Pemberontakan DI/TII Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Ujian Paling Berat Bangsa

Setelah tawanan perang dibebaskan, enam hari setelahnya tepat pada tanggal 26 Oktober 1945, sekutu dan NICA diketahui secara diam-diam mempersenjatai tawanan perang atau tentara Belanda

Agaknya mereka tidak menghargai dan belum merelakan kemerdekaan bangsa Indonesia. Hal ini pun membuat Indonesia marah sehingga memicu pertempuran antara sekutu dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Pada tanggal 2 November 1945 diadakanlah perundingan antara Soekarno dan Brigadir Bethell. Tujuan diadakannya pertemuan ini yakni untuk menenangkan suasana dan gencatan senjata. 

Adapun isi kesepakatannya yakni, Sekutu diperbolehkan ke Magelang. kedua Jalan raya Semarang-Ambarawa dibuka untuk umum dan ketiga sekutu tidak akan mengakui aktivitas NICA.

BACA JUGA:Setelah Proklamasi Kemerdekaan, Kondisi Politik Indonesia Masih Kacau dan Ekonomi Terpuruk

Namun dasar penjajah yang tidak ingin Indonesia merdeka, sekutu malah memanfaatkan perjanjian tersebut untuk ke Magelang. 

Sekutu pergi ke Magelang untuk menambah pasukan dan persenjataan. Hal ini pun menyebabkan tentara sekutu semakin banyak dan lengkap persenjataannya.

Kondisi ini tentu saja membahayakan Indonesia. Sehingga, Indonesia pun segera memanggil bantuan dari Yogyakarta. Pada tanggal 21 November 1945 TKR datang membantu melawan sekutu.

Pada tanggal 26 November Letkol Isdiman gugur dan digantikan oleh Kolonel Soedirman. Kemudian, Palagan Ambarawa dipimpin oleh Kolonel Soedirman yang menerapkan strategi Gelar Supit Urang. 

BACA JUGA:8 Peristiwa Pertempuran Mempertahankan Kemerdekaan Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945

Strategi ini merupakan taktik pengepungan sehingga musuh benar-benar terkurung dan menyerah. Nama Gelar Supit Urang sendiri berasal dari bahasa pewayangan yang berarti kepungan.

Setelah melalui pertempuran panjang, akhirnya pada 15 Desember 1945, sekutu menyerah. Peristiwa ini pun diperingati sebagai Hari Juang Kartika setiap tahunnya.

Kategori :