BACA JUGA:Anak-Anak Sudah Dipaksa Dewasa, Suku Mangaia Terapkan Kehidupan Bebas Banyak Pasangan
Meskipun begitu, bagian dalam guanya memiliki situasi yang berbeda dengan bagian luarnya. Ukuran dalamnya terbilang sangat luas, dan juga bertingkat-tingkat.
Walau bermukim di dalam gua, namun kehidupan Suku Oni sangat harmonis. Pasalnya, mereka hidup secara berkelompok, bersama dengan seluruh komunitasnya.
3. Menutup Diri
Ada seorang budayawan yang berasal dari Sulawesi Selatan mengatakan, bahwa Suku Oni awalnya merupakan masyarakat yang suka bergaul.
Bahkan, terbilang sangatlah ramah dengan warga sekitar yang berada di luar komunitasnya.
BACA JUGA:Lima Tradisi Suku Kuno Yang Masih Dipertahankan di Era Modern, Bikin Geleng-Geleng
Mereka juga sering kali meminjamkan segala perlengkapan, jika ada warga desa lain yang membutuhkannya.
Namun sayangnya, banyak warga yang tidak jujur saat meminjam barang, hingga akhirnya membuat hubungan tersebut menjadi rusak.
Karena kejadian tersebut terjadi berkali – kali, akhirnya Suku Oni memilih untuk hidup menjauh dari warga sekitar, dan lebih suka menutup diri.
Dan setelah mengisolasi diri, Suku Oni mulai menyeleksi orang – orang dari luar desa, jika ingin berkomunikasi dengan mereka.
BACA JUGA:Suku Yanomami, Anak Baru Lahir Sudah Miliki Jodoh dan Miliki Ritual Mengerikan
Kebanyakan suku Oni menyukai teritori sebagai tempat mereka tinggal, khususnya, di gua-gua yang lokasinya berada di pegunungan sekitar Bone.
Beberapa diantaranya, ada yang tinggal di sebuah dusun bernama Dekko Mappesangka Ponre, Kabupaten Bone.
Atau Lebih tepatnya, di gua – gua yang berjarak sekitar 60 km dari Kota Watampone, ditambah dengan berjalan kaki sejauh 3 mil.
Keseharian dari Suku Oni di Bone, mereka suka menggunakan pakaian terbuat dari kulit kayu, yang dianyam menjadi pakaian.