RADARMUKOMUKO.COM - Pasti mayoritas warga Indonesia tahu dengan Bandara Internasional Halim Perdanakusuma, apalagi yang pernah belajar sejarah di sekolah. Nama bandara ini diambil dari nama salah seorang pahlawan nasional Indonesia, Abdul Halim Perdana Kusuma.
Nama lengkapnya Raden Abdul Halim Perdana Kusuma lahir di Sampang, Madura, pada 18 November 1922.
BACA JUGA:Sosok-sosok Pahlawan yang Berjasa dalam Sejarah Kemerdekaan Indonesia yang Jarang Dikenal
Halim Perdana Kusuma juga salah satu pelopor Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) yang ikut berjuang dalam revolusi kemerdekaan Indonesia.
Diceritakan, setelah menyelesaikan pendidikan HIS dan MULO, ia meneruskan pendidikannya ke Sekolah Pamongpraja di Magelang.
Setelah lulus OSVIA, Halim sempat bekerja di departemen dalam negeri kolonial. Akan tetapi, situasi di tahun 1940an yang sedang bergejolak dengan terjadinya Perang Dunia II, membuat pemerintah Hindia Belanda memberi kesempatan kepada pemuda Indonesia untuk masuk pendidikan perwira angkatan darat, laut, dan udara.
Abdul Halim ikut dalam pendidikan tersebut dan masuk ke dalam pendidikan perwira angkatan laut. Dia ditempatkan ke dalam calon perwira kapal torpedo dan menjadi bagian dari Angkatan Laut Hindia Belanda.
Dikutip dari laman Pusat Sejarah TNI, Jepang mulai masuk ke Hindia Belanda pada tahun 1942 dan berhasil merebut Pulau Jawa.
Sementara pasukan Hindia Belanda berusaha menyelamatkan diri ke Australia, termasuk Halim Perdanakusuma. Setelah menyelamatkan diri ke Australia, dia kemudian ikut bersama tentara Inggris ke India.
Halim Perdanakusuma kemudian ditawari untuk melanjutkan pendidikan militer ke Inggris, dan menerimanya tetapi ingin pindah ke Angkatan Udara. Dia mengikuti pendidikan juru terbang di Kanada, bersama dengan Royal Canadian Air Force, dan mengabdikan diri kepada sekutu.
Abdul Halim, terlibat dalam Perang Dunia II bersama blok sekutu melawan Nazi Jerman.
Setelah Perang Dunia II berakhir dan Jepang menyerah tanpa syarat Halim Perdanakusuma, memutuskan pulang ke Indonesia.
Halim Perdanakusuma ikut rombongan pasukan Inggris yang mendarat di Jakarta pada September-Oktober 1945. Akan tetapi, karena statusnya pernah bergabung dengan tentara Inggris, dia dianggap sebagai tentara NICA, dan ditangkap saat ingin menemui keluarganya.