Warga suku ini hidup berpencar di banyak desa yang tersebar di sekitar Kabupaten Blora dan beberapa daerah lainnya.
Dalam satu desa, biasanya terdiri dari lima hingga enam kepala keluarga.
BACA JUGA:Namanya Selalu Dikenang, 7 Wanita Hebat Indonesia Berani Perang Untuk Melawan dan Mengusir Penjajah
Saminisme adalah ajaran yang menyebar di kalangan suku samin.
Salah satu sikap yang diajarkan adalah Sedulur Sikep. Makna ajaran ini bahwa Suku Samin mengutamakan perlawanan tanpa senjata dan kekerasan.
Akar dari ajaran ini berawal dengan tindakan mereka untuk tidak membayar pajak serta tak mau menaati peraturan dari pemerintah kolonial Belanda sampai ke penjajahan Jepang.
Sikap ini seringkali dianggap menjengkelkan, bahkan terkadang masih dirasakan sampai saat ini.
BACA JUGA:Warga Asli Afrika Berkulit Putih Pucat Dianggap Aneh, Diburu Hingga Organnya Dijual
Nama Suku Samin berawal dari seorang penduduk desa bernama Ki Samin Surosentiko yang lahir di Desa Poso, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada 1859.
Bagi masyarakat sekitar tempat tinggal, Ki Samin dikenal sebagai sosok mulia. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai intelektual desa.
Samin juga pemimpin yang dihormati masyarakat setempat. Namun, tidak bagi pemerintah Belanda saat itu. Samin dikenal sebagai penjahat yang sering masuk keluar penjara karena tak patuh aturan penjajah.*