Jasa yang diberikan oleh Arung Palakka, seorang Bugis asal Bone kepada pemerintah Belanda, menyebabkan diperolehnya kebebasan bergerak lebih besar kepada masyarakat Bugis.
Namun sebagai Suku Bugis yang keras dan tidak mau mengikuti aturan, kebebasan ini tentu disalah gunakan Bugis untuk menjadi perompak yang mengganggu jalur niaga Nusantara bagian timur.
Armada perompak Bugis merambah seluruh Kepulauan Indonesia. Mereka bercokol di dekat Samarinda dan menolong sultan-sultan Kalimantan di pantai barat dalam perang-perang internal mereka.
BACA JUGA:5 Gender di Suku Bugis, Salah Satunya Dianggap Manusia Suci
Perompak-perompak ini menyusup ke Kesultanan Johor dan mengancam Belanda di benteng Malaka.
Hingga masa modern ini perompak Bugis masih ada dan menjadi momok menakutkan di perairan Indonesia.
Selain sebagai perompak, karena jiwa keras dan haus membunuh orang-orang Bugis terkenal sebagai serdadu bayaran. Orang-orang Bugis sebelum konflik terbuka dengan Belanda, mereka salah satu serdadu Belanda yang setia.
Mereka banyak membantu Belanda, yakni saat pengejaran Trunojoyo di Jawa Timur, penaklukan pedalaman Minangkabau melawan pasukan Paderi, serta membantu orang-orang Eropa ketika melawan Ayuthaya di Thailand.
BACA JUGA:Perang Kedondong, Pasukan Ulama, Santri, Pemuda, Petani Hingga Buruh Bikin Belanda Pontang Panting
Orang-orang Bugis juga terlibat dalam perebutan kekuasaan dan menjadi serdadu bayaran Kesultanan Johor, ketika terjadi perebutan kekuasaan melawan para pengelana Minangkabau pimpinan Raja Kecil.
Juga perlu diketahui, Suku Bugis merupakan suku yang mampu menjadikan agama Islam sebagai bagian integral dan penting dalam adat istiadat dan budaya. Dan Suku Bugis memiliki karakter keras serta menjunjung tinggi kehormatan.
Demikian cerita singkat suku bugis, mudahan konten ini menambah pengetahuan terkait keragaman suku bangsa, hingga memperkuat rasa cinta tanah air.*