BACA JUGA:Tradisi Unik Festival Rakyat Jawa Tengah Dugderan, Onomatope Beserta Filosofi dan Tujuannya
Di tempat pembakaran, replika kapal diletakkan di atas tumpukan kayu bakar dan disiram dengan minyak tanah.
Para peserta ritual kemudian melemparkan kembang api ke arah replika kapal sambil berdoa dan memohon berkah dan kesuburan kepada Dewa Kie Ong Ya.
Replika kapal pun terbakar dengan cepat dan menjadi abu. Abu tersebut dipercaya sebagai simbol kemakmuran dan keberuntungan bagi masyarakat Bagansiapiapi.
Tradisi bakar tongkang riau tidak hanya menjadi ritual keagamaan bagi masyarakat Tionghoa di Bagansiapiapi, tetapi juga menjadi daya tarik wisata bagi para pengunjung dari dalam dan luar negeri.
Setiap tahun, ribuan wisatawan datang ke Bagansiapiapi untuk menyaksikan tradisi ini secara langsung.
Tradisi ini juga menjadi salah satu agenda pariwisata Riau yang mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan pusat.
BACA JUGA:Tradisi Hubungan Menyimpang Suku Muria, Festival Ritual Bebas Pesta Pra Nikah
Tradisi bakar tongkang riau merupakan salah satu warisan budaya yang patut dilestarikan dan dihormati.
Tradisi ini menunjukkan nilai-nilai luhur seperti rasa syukur, harapan, solidaritas, dan toleransi antara berbagai suku dan agama di Indonesia.
Artikel ini dilansir dari berbagai sumber : kolomdesa.com dan www.riaumagz.com