Depati Amir merupakan salah satu pahlawan nasional dari Sumatra, pejuang Bangka yang heroik, dan dikenal sebagai ahli strategi perang untuk melawan penjajahan Belanda. Penobatan Depati Amir sebagai pahlawan nasional dilakukan belum lama ini yakni pada tahun 2018.
BACA JUGA:Hadapi Perlawanan Rakyat Lampung, Kalah Perang, Belanda Lakukan Cara Licik
Depati Amir merupakan putra dari Depati Bahrin, dan tercatat turut melawan Belanda selama tahun 1820 – 1828 bersama dengan Depati Hamzah, saudaranya yang berada di bawah komando ayah mereka. Beliau meninggalkan jabatan depati yang diberikan oleh pihak Belanda dan memilih untuk bergerilya di hutan–hutan Bangka Belitung dengan tujuan untuk menentang monopoli perdagangan timah yang menyimpang serta menyengsarakan rakyat. Beliau juga menumpas perompak di perairan Pulau Bangka bersama dengan 30 pengikutnya. Depati Amir kemudian tertangkap dan diasingkan ke Nusa Tenggara Timur.
8. Fatmawati
Fatmawati merupakan salah satu wanita dengan gelar pahlawan nasional yang berasal dari Sumatra, tepatnya Bengkulu serta menjadi salah satu istri dari Ir. Soekarno, Presiden RI pertama. Beliau lahir di Bengkulu pada 5 Februari 1923 dan wafat di Kuala Lumpur, Malaysia pada usia 57 tahun.
BACA JUGA:7 Pahlawan Wanita Indonesia Yang Angkat Senjata di Medan Perang
Fatmawati adalah ibu negara pertama sejak 1945 hingga 1967 dan sangat dikenal akan jasanya yakni menjahit bendera Merah Putih yang dikibarkan pada upacara Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945. Gelar pahlawan nasional wanita diberikan oleh pemerintah Indonesia pada 4 November 2000.
9. Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dien diberikan gelar Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI Nomor 106/Tahun 1964 Tanggal 2 Mei 1964. Perempuan kelahiran Lampadang, Aceh Besar pada 1848 ini merupakan istri dari pejuang Aceh, Teuku Ibrahim Lamnga. Perang Aceh meletus pada 1873 dan dua tahun setelahnya Belada mampu menduduki daerah VI Mukim.
Pada 1978, suami Cut Nyak Dien meninggal dunia dalam pertempuran melawan Belanda. Cut Nyak pun bertekad meneruskan perjuangan dan membalas kematian suaminya.
BACA JUGA:7 Pahlawan Wanita Indonesia Yang Angkat Senjata di Medan Perang
Cut Nyak Dien kembali menikah dengan pejuang Aceh, Teuku Umar. Namun suaminya itu pun gugur dalam medan pertempuran pada 1899. Sejak saat itu, Cut Nyak Dien terus menjalankan perang gerilya. Namun dia akhirnya tertangkap pasukan Belanda kemudian dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Cut Nyak Dien meninggal dunia pada 6 November 1908.
Demikian 9 pahlawan dari sumatera, masih banyak pehlawan dan pejuang asal Sumatera lainnya yang jumlahnya puluhan, insyaallah akan dibahas pada konten berikutnya.*