RADARMUKOMUKO.COM – Kekayaan budaya Suku Toraja juga memiliki ritual lain yang disebut Ma'nene', yang berarti "merawat orang mati".
Ritual seperti ini dilakukan setiap satu atau tiga tahun sekali, biasanya pada bulan Agustus atau September.
Suku Toraja adalah sebuah suku bangsa yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan.
Suku Toraja memiliki sejarah, kebudayaan, dan kepercayaan yang kaya dan beragam.
Salah satu aspek yang paling menarik dan menonjol dari suku Toraja adalah tradisi kematian mereka, yang mencerminkan pandangan mereka tentang kehidupan, kematian, dan alam semesta.
Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba, tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat).
BACA JUGA:Ternyata Tenggelamnya Kapal Titanic Sudah Diramal! Dibuktikan dengan Kisah Horor Ini
Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan, yaitu rumah adat suku Toraja yang berbentuk seperti perahu terbalik.
Jenazah dianggap masih hidup dan diperlakukan seperti anggota keluarga, bahkan diberi makan dan diajak bicara.
Proses penungguan ini bisa berlangsung selama beberapa bulan hingga beberapa tahun, tergantung dari kemampuan keluarga untuk mengumpulkan biaya untuk mengadakan upacara pemakaman yang megah dan meriah.
Upacara pemakaman suku Toraja disebut Rambu Solo', yang berarti "tali putus" atau "jalan terakhir".
BACA JUGA:Inilah Daerah Termakmur yang Ada di Provinsi Jambi
Upacara ini merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari.
Tujuan utama dari Rambu Solo' adalah memberikan penghormatan kepada arwah orang yang meninggal dan mengantarkannya ke Puya dengan cara yang layak.