Setahun berselang atau pada 1890, seorang arkeolog bernama Eugene Dubois menemukan fosil manusia purba jenis serupa, juga dilokasi yang sama. Fosil temuan Dubois terdiri dari tengkorak, rahang atas dan bawah, tulang paha, serta tulang kering.
Penelitian menyimpulkan bahwa fosil Homo Wajakensis temuan Dubois berjenis kelamin laki-laki, dan terindikasi memiliki otot yang terlihat jelas.
BACA JUGA:Asal Usul Suku Batak Dari Berbagai Versi, dari Afrika Hingga Titisan Dewa
Susunan gigi fosil temuan Dubois diklaim dapat menyentuh tekstur atas dan bawah saat menutup mulut. Mengacu fosil tulang pahanya, disimpulkan bahwa Homo Wajakensis kedua memiliki tinggi sekira 173 cm (Sejarah Indonesia, 2014:27).
Dugaan persebaran manusia purba yang lantas berevolusi menjadi manusia modern banyak diteliti serta diperbincangkan oleh para arkeologis maupun sejarawan. Tak terkecuali juga perkiraan bahwa sub-ras Melayu Indonesia berasal dari Homo Sapiens kelompok Homo Wajakensis yang tersebar di seantero kepulauan.
Homo Wajakensis setelah berevolusi memang disebut punya kemiripan dengan ras Mongoloid, sub-ras Melayu Indonesia. Tak hanya itu, Homo Wajakensis juga turut dikaitkan dengan terbentuknya keturunan ras Austroloid.
BACA JUGA:Tradisi Kuno Suku Bugis Sigajang Laleng Lipa, Menjaga Siri Bertarung dalam Sarung dengan Ini
Dulunya Suku Wajak mendiami wilayah yang ada di Kota Tulungagung yang ada di Jawa Timur. Nama desa di sana yaitu Desa Wajak yang terbagi atas Wajak Kidul dan Wajak Lor.
Desa ini menyimpan sejuta misteri, khususnya mengenai penghuninya yang pernah mendiami kawasan tersebut sekitar 500 ribu sampai satu juta tahun lalu.
Desa Wajak diyakini sebagai timpat tinggal dan berkembangnya masyarakat Suku Wajak, yakni manusia purba jenis Homo Wajakensis.*