RADARMUKOMUKO.COM - Bakteri karat adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan korosi atau pengaratan pada besi dan baja.
Bakteri karat dapat hidup di berbagai lingkungan, baik di daratan maupun di laut.
Namun, apakah prilaku bakteri karat yang ada pada besi di daratan sama dengan bakteri karat yang menggerogoti bangkai kapal Titanic yang terbaring di dasar Samudera Atlantik?
BACA JUGA:Sejarah Konflik Bersenjata Indonesia dengan Malaysia, Menyebabkan Perang Dingin di Asia
Menurut para ilmuwan, jawabannya adalah tidak. Dimana ada perbeda’an Bakteri karat yang ada pada besi di daratan adalah bakteri kelompok kemosintetik sulfur, seperti Thiobacillus thiooxidans, yang mengoksidasi senyawa sulfur menjadi sulfat.
Bakteri ini hidup dengan suhu 45-110°C dan pH 1-2. Bakteri ini merupakan bakteri aerob, yaitu membutuhkan oksigen untuk hidup.
BACA JUGA:Minum Setiap Hari Dapat Membuat Tubuh Jarang Sakit, Inilah Manfaat Jeruk Nipis Bagi Kesehatan
Sedangkan, bakteri karat yang menghancurkan bangkai Titanic adalah bakteri baru yang diberi nama Halomonas titanicae.
Bakteri ini ditemukan pada tahun 2010 dari serpihan karat yang berasal dari situs Titanic.
Bakteri ini hidup dengan suhu 2-4°C dan pH 7-8. Bakteri ini merupakan bakteri anaerob, yaitu tidak membutuhkan oksigen untuk hidup.
Halomonas titanicae adalah bakteri halofilik, yaitu dapat hidup di lingkungan yang memiliki kadar garam tinggi.
BACA JUGA:Ritual Nyeleneh Yang Masih Dilakukan Suku di Afrika, Nomor 5 Bikin Shock
Bakteri ini mengkonsumsi besi dan baja, dan menghasilkan endapan karbonat kalsium sebagai produk sampingan.
Endapan ini membentuk struktur seperti es yang disebut rusticles (rust icicles), yang menutupi permukaan bangkai Titanic.
Para peneliti memperkirakan bahwa bakteri Halomonas titanicae dapat melahap seluruh bangkai Titanic pada tahun 2030.