Hal tersebut secara tidak langsung juga menandakan bahwa Hanbok merupakan pakaian asli bangsa Han.
Pada masa dulunya, bangsa Han merupakan bangsa yang sangat mengagungkan adanya anak laki-laki sehingga lahirnya anak perempuan akan memberikan kemaluan tersendiri bagi keluarga.
BACA JUGA:Keunikan Suku Huli, Suami Istri Atau Pria da Wanita Beda Rumah
Kelahiran anak juga disebarluaskan dengan menaruh tanda di depan rumah, jika anak perempuan yang lahir maka tanda yang dibuat adalah dengan memasang tali yang mengikat cabai dan kayu.
Sementara itu, jika berhasil melahirkan anak laki-laki maka sang ayah akan memasang tali yang diikat dengan daun pinus dan kain.
Hal tersebut juga menunjukkan perbedaan bagaimana keluarga memandang anak perempuan dan laki-laki dimana.
BACA JUGA:Tiga Suku Yang Punah Karena Sengaja Dibunuh Demi Kekuasaan dan Tanah
Budaya yang menunjukkan kesenjangan gender tersebut diakibatkan karena adanya ajaran Konfusianisme dimana anak laki-laki menjadi penerus dan pemimpin keluarga.
Salah satunya ditunjukkan melalui upacara ritual keagamaan yang mengharuskan anak laki-laki untuk memimpin ritual tersebut.
Jika sebuah keluarga tidak memiliki anak laki-laki, maka dapat meminta bantuan pamannya.
Konfusianisme juga masih ada hingga sekarang karena telah menjadi budaya yang melekat walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa budaya tersebut juga mulai memudar karena adanya pengaruh globalisasi.*