RADARMUKOMUKO.COM - Berdasarkan jejak sejarah bangsa, Penyerbuan ke Batavia adalah serangan pada tahun 1628 dan tahun 1629 oleh Sultan Agung dari Kesultanan Mataram ke Batavia atau sekarang Jakarta, saat itu pusat VOC di kepulauan Nusantara.
Penyerbuan ini bertujuan untuk mengusir VOC dari Pulau Jawa, lalu menjadikan Batavia sebagai pangkalan militer sebelum melakukan penyerangan ke Banten.
Pada tahun 1621 Mataram mulai menjalin hubungan dengan VOC. Kedua pihak saling mengirim duta besar. Akan tetapi, VOC ternyata menolak membantu saat Mataram menyerang Surabaya. Akibatnya, hubungan diplomatik kedua pihak pun putus.
BACA JUGA:Sejarah Perang Diponegoro, Menelan Korban Belasan Ribu Jiwa
Serangan ini mulai tanggal 22 Agustus tahun 1628, di teluk Jakarta, dengan munculnya 59 perahu yang membawa 900 prajurit di bawah Tumenggung Bahureksa dari Kendal dan tanggal 3 Desember 1628 dengan berangkatnya tentara Mataram.
Meskipun memiliki 10.000 orang pasukan, akan tetapi pasukan Mataram mampu dikalahkan oleh VOC karena kurangnya persiapan, setelah kejadian itu VOC menemukan kurang lebih 700 mayat.
Merangkum dari berbagai sumber, sejak akhir tahun 1619, Sultan Agung cemas setelah mendapatkan kabar VOC berhasil merebut Jayakarta dari Kesultanan Banten. Jayakarta yang kemudian namanya diubah menjadi Batavia itu adalah salah satu wilayah yang belum mampu ditaklukan Kerajaan Mataram.
BACA JUGA:Suku Dinka, Asal Manusia Tertinggi di Dunia, Menyusut Karena Perang
Fakta VOC yang terkenal memperbudak pribumi juga mengganggu pikiran Sultan Agung. Sebelum Jayakarta takluk, VOC yang sebelumnya bermarkas di Kepulauan Banda, Ambon, Kepulauan Maluku, mengirimkan utusan untuk meminta izin kepada Sultan Agung untuk mendirikan loji-loji dagang di pantai Utara Mataram.
Namun hal ini ditolak Sultan Agung karena bila diizinkan maka ekonomi di pantai Utara akan dikuasai oleh VOC. Penolakan ini membuat hubungan Mataram dan VOC sejak saat itu renggang.
Sasaran Mataram berikutnya setelah Surabaya jatuh adalah Banten yang ada di ujung Barat pulau Jawa. Akan tetapi posisi Batavia yang menjadi penghalang perlu diatasi terlebih dahulu oleh Mataram.
BACA JUGA:Sejarah Perang Padri, Puncak Revolusi Islam Minangkabau
Bulan April 1628 Kyai Rangga bupati Tegal dikirim sebagai duta ke Batavia untuk menyampaikan tawaran damai dengan syarat-syarat tertentu dari Mataram. Tawaran tersebut ditolak pihak VOC sehingga Sultan Agung memutuskan untuk menyatakan perang.
Pada 27 Agustus 1628, untuk pertama kalinya Sultan Agung mengirim pasukan Mataram ke Batavia. Rombongan ini dipimpin oleh Tumenggung Bahureksa.
Rombongan itu kemudian disusul oleh rombongan lain yang dipimpin oleh Pangeran Mandureja pada Oktober 1628. Total jenderal, ada 10 ribu pasukan Mataram yang dikirim ke bekas Sunda Kelapa.