Ada juga alasan teknis mengapa bangkai kapal Titanic tidak dibangun kembali atau diangkat ke permukaan. Berikut adalah beberapa alasan tersebut:
1. Bangkai kapal Titanic sudah sangat rapuh dan rusak akibat bakteri dan korosi.
Menurut penelitian, ada bakteri khusus yang hidup di bangkai kapal itu, yaitu Halomonas titanicae. Bakteri ini mampu memakan besi dan belerang yang merupakan bahan utama kapal.
Bakteri ini membentuk struktur yang disebut rusticles, yaitu semacam stalaktit yang menutupi kapal. Rusticles ini sangat lemah dan mudah hancur menjadi debu jika disentuh atau digerakkan. Jika bangkai kapal Titanic diangkat ke permukaan, kemungkinan besar ia akan hancur berkeping-keping.
2. Bangkai kapal Titanic adalah situs pemakaman bagi sekitar 1.500 orang yang tewas dalam tragedi tersebut. Setelah kapal tenggelam, hanya sekitar 300 mayat yang ditemukan dan dikuburkan di darat atau di laut.
BACA JUGA:Suku Orang Rimba Harus Patuhi Empat Aturan Ini, Jika Tidak Sanksinya Berat
Sisanya mungkin tenggelam bersama kapal atau terseret arus¹. Meskipun tidak ada sisa-sisa manusia yang terlihat di bangkai kapal itu, banyak orang yang menganggapnya sebagai kuburan dan tempat peringatan bagi korban. Pada tahun 2012, UNESCO menetapkan bangkai kapal Titanic sebagai warisan budaya bawah air yang harus dijaga dan tidak dirampas.
3. Bangkai kapal Titanic memiliki nilai sejarah dan ilmiah yang tinggi. Kapal itu adalah saksi bisu dari perkembangan teknologi, sosial, dan budaya pada awal abad ke-20.
Kapal itu juga menjadi objek penelitian bagi para ilmuwan dari berbagai bidang, seperti biologi, kimia, fisika, arkeologi, antropologi, dan lain-lain. Dengan mengangkat bangkai kapal Titanic ke permukaan, informasi dan data yang terkandung di dalamnya mungkin akan hilang atau rusak.
Oleh karena itu, bangkai kapal Titanic tidak dibangun kembali atau diangkat ke permukaan, melainkan dibiarkan di dasar laut sebagai situs warisan dunia yang harus dihormati dan dipelajari.*
Artikel Ini dilansir berbagai sumber : Bisnis.com dan Republika.id