RADARMUKOMUKO.COM - Titani kapal penumpang terbesar dan termewah pada masanya, tenggelam pada tahun 1912 setelah menabrak gunung es di Samudra Atlantik.
Banyak penumpang dan awak kapal yang tewas dalam tragedi tersebut, dan kapal itu sendiri terpecah menjadi dua bagian dan terkubur di dasar laut.
Lokasi dan kondisi Titanic baru diketahui pada tahun 1985, ketika seorang penjelajah laut bernama Robert Ballard menemukannya dengan menggunakan kamera bawah air tanpa awak.
Sejak itu, banyak ekspedisi yang mengunjungi Titanic untuk mengambil gambar, video, dan bahkan barang-barang berharga dari kapal itu.
BACA JUGA:Suku Wanita Penculik Pria di Amazon, Keberadaannya Belum ada Bukti
Namun, mengapa hanya robot yang bisa sampai ke tempat Titanic dan tidak meledak? Apa yang membuat Titanic begitu sulit dan berbahaya untuk dieksplorasi oleh manusia?
Jawabannya adalah karena Titanic berada di kedalaman sekitar 3.800 meter (12.500 kaki) di bawah permukaan laut.
Di kedalaman itu, tekanan air mencapai lebih dari 5.300 pon per inci persegi (400 atmosfer), yang berarti 400 kali lebih besar daripada tekanan di permukaan laut.
Tekanan sebesar itu bisa merusak atau menghancurkan kapal selam berawak atau penyelam yang mencoba mendekati Titanic.
Selain itu, di kedalaman itu, tidak ada cahaya matahari yang bisa menembus air.
Ini membuat Titanic gelap gulita dan sulit dilihat tanpa lampu khusus.
Suhu air juga sangat dingin, sekitar 1 derajat Celcius (34 derajat Fahrenheit), yang bisa menyebabkan hipotermia atau kematian bagi manusia.
Oleh karena itu, robot menjadi satu-satunya cara untuk menjelajahi Titanic tanpa meledak atau mati.
Robot bawah air, baik yang dikendalikan dari jarak jauh (remotely operated vehicle/ROV) maupun yang beroperasi secara mandiri (autonomous underwater vehicle/AUV), memiliki desain dan bahan yang tahan terhadap tekanan, gelap, dan dingin.