RADARMUKOMUKO.COM - Pada 15 April 1912, kapal Titanic tenggelam di Samudera Atlantik Utara setelah menabrak gunung es.
Kapal yang dianggap tidak bisa tenggelam itu membawa sekitar 2.224 orang, tetapi hanya 710 yang selamat. Sisanya tewas akibat tenggelam, hipotermia, atau kekurangan sekoci.
Namun, apa yang terjadi pada bangkai kapal Titanic setelah tenggelam?
Mengapa kapal itu tidak hancur menjadi serpihan kecil di dasar laut yang gelap bertekanan tinggi seperti dihimpit ratusan Gajah?
Menurut sebuah artikel di Okezone.com, ada beberapa faktor yang menyebabkan kapal Titanic tetap utuh meski tenggelam hingga kedalaman lebih dari 3.800 meter.
Salah satu faktor adalah bahan pembuat kapal.
Kapal Titanic dibuat dari baja berkualitas tinggi yang tahan terhadap tekanan dan korosi.
BACA JUGA:Masalah Bau Tak Sedap Pada Kaki Jangan Dibiarkan, Hilangkan Dengan Cara-Cara Ini
Baja itu juga dilapisi dengan cat anti karat yang melindungi kapal dari pengaruh air laut.
Faktor lain adalah desain kapal. Kapal Titanic memiliki 16 kompartemen kedap air yang berfungsi sebagai pelampung jika kapal bocor. Empat kompartemen pertama rusak akibat tabrakan dengan gunung es, tetapi 12 kompartemen lainnya tetap utuh.
Selain itu, kapal Titanic juga memiliki pintu, jendela, dan ruang kosong yang memungkinkan udara keluar saat kapal terisi air. Hal ini membuat tekanan di dalam dan di luar kapal menjadi sama, sehingga kapal tidak meledak atau hancur.
BACA JUGA:Tradisi Titip Istri Agar Tidak Kesepian Suku Eskimo Bikin Geleng-Geleng
Namun, bukan berarti kapal Titanic tidak mengalami kerusakan sama sekali. Menurut History.com, saat kapal tenggelam, ia terbelah menjadi dua bagian besar: bagian depan dan belakang.
Bagian depan kapal jatuh dengan cepat ke dasar laut dan menghantam tanah dengan keras, sehingga mengakibatkan kerusakan parah pada lambung dan anjungan.