Akibat Keangkuhan Manusia, Mitosnya Kapal Titanic Menjadi Kapal Ditakdirkan Untuk Tenggelam

Kamis 20-07-2023,09:00 WIB
Reporter : Tim Redaksi RM 1
Editor : Tim Redaksi RM 1

Bahkan, kapten Kapal Titanic pada saat itu yaitu Kapten Edward mengakui lagi guna dan ketangguhan kapal Titanic ini.

“Saya tidak bisa membayangkan kondisi apapun yang akan menyebabkan sebuah kapal tenggelam. Saya tidak dapat membayangkan bencana penting apapun yang terjadi pada kapal ini. Pembuatan kapal modern telah melampaui itu,” kata kapten Edward.

BACA JUGA:Walau Mengaku Muslim, Wanita Suku Tuareg Bisa Berzina

Namun naas, Kapal Titanic yang seharusnya diciptakan sebagai simbol inovasi teknologi manusia pada saat itu terpaksa karam.

Kejadian tersebut tentunya membuat orang-orang terkejut dan mengakibatkan timbulnya trauma baik para penumpang maupun masyarakat.

Alih-alih menjadi kapal teraman pada saat itu, kapal tersebut malah menabrak gunung es di Perairan dingin Atlantik utara lalu tenggelam.

Terdapat sekitar lebih dari 1500 nyawa melayang di lautan yang dingin dan tidak ada satupun orang yang menduga bahwa kapal yang mewah dan modern saat itu menjadi bencana maritim mematikan di abad 20.

BACA JUGA:Ketika Kapal Tetanic Akan Tenggelam Kapal SS California Jarak Hanya 10 Km Tapi Tidak Menolong

Adapun mitos keangkuhan manusia tersebut sering dikaitkan pada kesalahan mencolok dalam kesediaan Sekoci pada kapal Titanic.

Kapal yang saat itu memiliki kapasitas untuk mengakut lebih dari 3500 orang, namun Sekoci yang tersedia hanya untuk 33% dari penumpangnya.

Banyak yang berpendapat bahwa, kurangnya jumlah sekoci yang dibawa Titanic pada saat itu memang disengaja karena keangkuhan manusia.

Hal tersbeut karena, mereka merasa bahwa tektonik merupakan kapal yang aman dan tidak akan dapat tenggelam.

BACA JUGA:Pondok Pesantren Al-Zaytun Didemo Lagi Hari Ini, Masanya Hingga 4000 Orang

Akhirnya mereka pun berpikir untuk tidak membawa banyak sekoci karena sudah pasti tidak akan digunakan.

Selain itu, terdapat dugaan lain bahwa kru kapal saat itu tidak menggubris peringatan dini adanya Gunung es.

Kapal yang melaju dengan kecepatan tinggi tersebut seolah-olah siap untuk menghantam Gunung Es di hadapannya karena yakin bahwa kapal tersebut tidak akan tenggelam meski ada bencana besar yang menghadang mereka.*

Kategori :