Ada beberapa alasan yang mungkin menjelaskan hal ini.
Pertama, biaya pembuatan Titanic sangat mahal. Menurut Wikipedia, biaya pembuatan Titanic diperkirakan sekitar 7,5 juta poundsterling pada tahun 1912, atau setara dengan sekitar 400 juta poundsterling pada tahun 2020.
Biaya ini belum termasuk biaya operasional dan perawatan kapal.
Kedua, permintaan pasar untuk kapal sebesar Titanic tidak terlalu tinggi. Pada awal abad ke-20, banyak orang yang lebih memilih untuk bepergian dengan menggunakan kereta api atau pesawat terbang daripada kapal laut.
Selain itu, banyak juga orang yang tidak mampu membayar tiket kapal kelas mewah seperti Titanic.
Ketiga, reputasi Titanic sebagai kapal yang aman dan tak terkalahkan rusak akibat tenggelamnya kapal itu sendiri.
Banyak orang yang merasa takut atau skeptis untuk naik ke kapal yang mirip dengan Titanic. Bahkan, saudara kembarnya,
Olympic, juga mengalami beberapa kecelakaan dan akhirnya pensiun pada tahun 1935.
BACA JUGA:Kasus Ponpes Al-Zaytun Terkesan Sulit Diselesaikan Dibandingkan yang Lain, Ini Alasan Mahfud MD
Keempat, Perang Dunia I menghambat perkembangan industri pelayaran sipil.
Banyak kapal yang disita atau diubah menjadi kapal perang atau angkutan militer oleh pemerintah.
Salah satunya adalah Britannic, saudara ketiga dari Titanic, yang menjadi kapal rumah sakit dan tenggelam setelah menabrak ranjau laut pada tahun 1916.
Oleh karena itu, Titanic menjadi kapal unik yang tidak pernah terulang kembali.
Kapal ini menjadi simbol dari kemegahan dan kesombongan manusia yang harus membayar mahal akibat kesalahannya sendiri.
Kapal ini juga menjadi saksi dari kisah-kisah heroik dan tragis yang terjadi di dalamnya.