RADARMUKOMUKO.COM – Pondok Pesantren Al-Zaytun menjadi viral lantaran kontroversi yang terjadi.
Bahkan, hingga saat ini, Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang ini masih menjadi sorotan publik.
Publik mengaku bahwa pondok pesantren Al-Zaytun ini telah melakukan sejumlah kegiatan belajar-mengajar yang menyimpang dengan agama.
BACA JUGA:Ajukan Pinjam Bisa Online di Livin’ by Mandiri, Cair Rp 500 Juta Tanpa Anggunan
Terlebih terdapat sekumlah dugaan-dugaan salah satunya adalah dugaan pemimpin Al-Zaytun merupakan bagian dari Negara Islam Indonesia dan termasuk dalam orang yang mendukung Yahudi.
Sehingga, para publik sangat menyayangkan dengan santri yang menimba ilmu di Ponpes ini yang jumlahnya tidak sedikit.
Menurut Badan Nasional Penanggulan Terorisme (BNPT), ribuan santri di Indramayu, hingga saat ini membutuhkan binaan dan mitigasi.
BNPT akan bekerja sama dengan Sejumlah lembaga terkait di bawah pengawasan dan peman Tawan untuk memper dalam koneksi Al-Zaytun ke jaringan NII.
BACA JUGA:Objek Wisata Pemandian Alam di Batu Putiah Agam Disukai Semua Orang, Tiketnya Cuma Bayar Rp 2 Ribu
Selain itu, pemerintah Jabar melalui Gubernur Ridwan Kamul mengatakan bahwa pihaknya akan mengawasi proses Belajar mengajar ribuan Santri di pondok pesantren al-Zaytun.
Pengawasan tersebut akan berada di bawah naungan Kementerian Agama (Kemenag).
“Kemenag menerima ribuan siswa karena mereka anak negara yang perlu terus belajar. Tapi tentunya dengan model pembelajaran dan kurikulum yang kita sepakati,” kata Ridwan Kamul.
“Hal terpenting kedua yang harus diperhatikan adalah Deradikalisasi dan kepemimpinan, khususnya bagi mahasiswa, serta menciptakan kondisi yang menjamin stabilitas Kamtibmas” kata Direktur Deradikalisasi BNPT, Ahmad Nurwakhid.
BACA JUGA:Asal Mula Tradisi Durhaka, Membuang Orang Hingga Dibiarkan Mati di Hutan
Kemenag saat ini tengah mengevaluasi design kurikulum pendidikan di pondok pesantren Al-Zaytun.