RADARMUKOMUKO.COM – Beberapa waktu belakangan ini, wilayah Gunung Kidul menjadi perhatian karena adanya virus antraks.
Kasus virus antraks ini terjadi bermula ketika warga menggali kuburan sapi yang diduga positif antraks.
BACA JUGA:7 Ritual Berhubungan Lawan Jenis Paling Nyeleneh di Dunia
Kemudian, bangkai sapi tersebut di plan menjadi makanan lalu dimakan oleh para warga.
Akbiatnya, sebanyak hampir puluhan warga terpapar penyakit antreks.
Kejadian tersebut tepatnya terjadi di desa Pasuluhan Jati, Kalurahan Candirejo, Kecamatan Semanu.
BACA JUGA:Suku Khusus Wanita di Hutan Amazon, Bayi Laki-Laki Dibuang
Saat ini setidaknya terdapat 87 warga yang mengidap penyakit ini. Bahkan, salah seorang warga terkonfirmasi meninggal dunia akbiat antraks.
Wibawanti Wulandari selaku Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul mengatakan pihaknya telah menguburkan sapi yang mati akibat terpapar antraks.
Pihaknya mengatakan setidaknya terdapat tiga sapi yang positif terjangkit antraks dimana dua diantaranya belum dikubur.
Wibawanti mengaku bahwa pihaknya telah melakukan proses penguburan hewan sesuai dengan standar yaitu dengan menyiramkan formalin ke tubuh sapi yang mati akibat terpapar antraks.
“Yang dikonsumsi ada tiga sapi. Sudah sakit mati, sudah kita kuburkan ada yang sama masyarakat digali,” kata Wibawanti.
BACA JUGA:Cara Membisukan Chat dan Telepon WA Terbaru
“Iya, digali kembali satu (sapi. Kalau yang lainnya belum dikubur, sudah mati, tetap dikonsumsi,” tambahnya.
Retno Widyastuti, Kepala Bidang Kesehatan Hewan DPKH Gunungkidul mengatakan bahwa berdasarkan hasil penelusuran yang telah mereka lakukan, terdapat enam ekor sapi dan enam kambing yang terkonfirmasi antraks sejak 2022 lalu di Padukuhan Jati.