Pulau yang di huni oleh beberapa suku ini, penduduknya masih sangat menjaga adat serta tradisi leluhur.
Salah satu tradisi yang masih terjaga hingga saat ini di Pulau Bungin adalah pukul sapu tangan. Tradisi tersebut di laksanakan setiap tahun pada bulan September.
Kesenian budaya setempat juga masih terjaga yang dapat di nikmati oleh para wisatawan mislanya tari topeng, tari janger, dan musik tradisional.
Di bidang kuliner, Pulau Bungin juga memiliki berbagai makanan khas yang tak diragunakan rasanya.
BACA JUGA:5 Rekomendasi Wisata Kebun Teh di Puncak Bogor yang Menyejukkan dan Menenangkan
Salah satu makanan khas yang sangat populer di Pulau Bungin adalah nasi pindang dan satu kelapa.
Keunikan lain di Pulau Bungin adalah adanya hewan ternak berupa kambing yang memakan kertas.
Sebab, di Pulau Bungin tidak ada lahan untuk perkebunan maupun peternakan sehingga para hewan ternak di pulau tersebut memakan kertas.
Demekianlah, keindahan serta keunikan Pulau Bungin, pulau terpadat di dunia.*
Artikel ini sudah terbit di probolinggo.jatimnetwork.com dengan judul “Pulau Bungin, Pesona Wisata di Indonesia Timur , Berbaur dengan Masyarakat”